Katakepri.com, Tanjungpinang – Peneliti di Universitas Maritim Raja Ali Haji (Umrah) turun tangan menanggapi limbah minyak hitam yang bertahun-tahun mencemari perairan Bintan, Kepulauan Riau.
Kegiatan Diseminasi Hasil Penelitian Dampak Tumpahan Minyak Terhadap Ekonomi Wisata di WPP 711 (Studi kasus Pulau Bintan, Kepulauan Riau) itu dihadiri beberapa peneliti diantaranya Rektor Umrah Syamsir Aklus.
Menurut Syamsir Aklus, tujuan diadakanya kegiatan ini karena ada rasa tanggung jawab dari para peneliti kepada masyarakat. Para peneliti pada kegiatan Diseminasi ini menyampaikan profil data deskripsi tentang pencemaran dan pola penyebarannya secara standart.
“Data-data yang kita berikan ini kita harapkan dapat menjadi bahan baku bagi para pengambil kebijakan untuk mengambil langkah dan upaya pencegahan maupun penanggulangan dampak pencemaran ini kedepan,” tuturnya.
Dikatakannya degan kegiatan Diseminasi ini pula Ia, mencoba mendorong para pemangku kepentingan untuk mengambil langkah-langkah yang sifatnya antisipatif, agar pencemaran ini tidak sempat sampai ke perairan dan pantai.

“Dari sini nanti kita akan lihat bagaimana potensi penyebaran dan pergerakannya. Jika dapat menemukan 2 pola ini dengan 2 standrat, yakni masalah waktu dan kecepatan maka kita akan mampu memberikan gambaran titik-titik mana yang menjadi perhatian,” jelasnya.
Menurut Aklus (sapaan) pada saat limbah tersebut menutupi pantai, ekosistem yang ada di lokasi dapat dipastikan akan terganggu, disamping pantai tersebut akan dipandang buruk karena kotor.
“Karena pulau Bintan ini salah satu sektor utamanya adalah Pariwisata dimana pariwisata itu ujungnya adalah manusia maka dampak terendahnya dapat dipastikan langsung dari visual,” katanya.
Sebelumnya Pemkab Bintan melalui Sekertaris Daerah Kabupaten Bintan Adi Prihantara menyebut bahwa Pemkab bersama pemangku kepentingan lainya saat ini terus melakukan giat gotong royong untuk mengantisipasi limbah tersebut disamping menunggu arahan dari pemerintah pusat. (Angga)