Katakepri.com, Tanjungpinang – Penetapan Penyengat sebagai Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN) telah memberikan dampak besar terhadap pembangunan pariwisata di pulau bersejarah Tanjungpinang.
Keberhasilan ini terbukti dengan berbagai prestasi yang diraih, seperti menjadi destinasi terbaik ketiga dalam pengembangan pariwisata halal se-Indonesia pada 2019 dan juara pertama Desa Wisata kategori Rintisan pada 2023.
“Berhasilnya Penyengat meraih prestasi-prestasi tersebut, tentu didukung oleh keberhasilan para pengelola desa wisata dan homestay/pondok wisata,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Tanjungpinang, Muhammad Nazri.
Hal tersebut disampaikannya saat membuka Pelatihan Pengelolaan Homestay/Pondok Wisata dan Pelatihan Pengelolaan Desa Wisata Tahun 2024 di Hotel Bintan Plaza, Tanjungpinang, Rabu (24/7/2024).
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bersama Pemerintah Kota Tanjungpinang melalui Disbudpar terus berupaya meningkatkan kompetensi SDM di sektor pariwisata. Pelatihan ini merupakan salah satu upaya untuk memperkuat sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, khususnya di ibu kota Provinsi Kepulauan Riau.
“Dengan peningkatan kualitas SDM dan pengelolaannya, kami berharap homestay dan desa wisata di Tanjungpinang dapat lebih menarik bagi wisatawan dan memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah,” ucap Nazri.
Ia juga meminta para peserta agar mengikuti kegiatan ini dengan sebaik-baiknya, “Gali ilmu dari narasumber, dan implementasikan saat pengelolaan homestay dan desa wisata,” tambahnya.
Kepala Bidang Destinasi dan Pemasaran Pariwisata Disbudpar Kota Tanjungpinang, Salman, menjelaskan pelatihan yang berlangsung selama tiga hari, 24-26 Juli 2024, diikuti 80 peserta. Sebanyak 40 peserta merupakan delegasi dari kelompok sadar wisata Pulau Penyengat, sementara sisanya adalah pengelola homestay atau pondok wisata.
“Peserta pengelola desa wisata kita fokuskan untuk masyarakat atau pengelola wisata Penyengat, mengingat tahun lalu telah ditetapkan sebagai Desa Wisata Indonesia,” jelas Salman.
Melalui pelatihan ini, Salman berharap SDM pengelola desa wisata menjadi lebih profesional dan berkualitas dalam mengelola desa wisata serta memberikan pelayanan terbaik kepada wisatawan.
“Peserta pengelola homestay diharapkan lebih memahami karakteristik pelayanan, standar produk wisata, dan pengelolaan pondok wisata secara profesional,” pungkasnya.
Turut hadir dalam acara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Elfiani Sandri, OPD terkait, serta narasumber dari Dinas Pariwisata Provinsi Kepri, Pemko Tanjungpinang, Politeknik Bintan Cakrawala, dan Stisipol Raja Haji Tanjungpinang.