katakepri.com, Bandung – Komunitas Gerak Bareng bersama Komunitas Dakwah dan Sosial (Kodas) menggelar kegiatan ‘Tattoo Removal Program to a Better Life’ di salah satu kafe di kawasan Cikutra, Kota Bandung, Jawa Barat (Jabar), Kamis (14/9/2017). Pesertanya adalah mereka yang memiliki tato tapi ingin menghapusnya. Proses penghapusan dengan menggunakan metode laser itu diberikan secara gratis.
Meskipun gratis, ada syarat yang harus dilakukan para pemilik tato. Syarat utamanya, yang bersangkutan harus benar-benar memiliki niat berhijrah atau mendekatkan diri dengan ajaran Islam. “Syarat yang kedua harus menghapal surat Ar-Rahman,” kata salah seorang panitia, Rifki Saiful Rohman.
Mereka yang mengaku sudah menghapal surat Ar-Rahman akan dites. Panitia pun tidak memberatkan pemilik tato soal hapalan itu. Peserta bisa menghapalnya dan dites selama beberapa kali pertemuan. Artinya, hapalan itu bisa dicicil.
Syarat itu sengaja dilakukan untuk melihat sejauh mana keseriusan para peserta yang ingin berhijrah dan menghapus tatonya. Sebab, jika calon peserta tidak memiliki niat itu, syarat hapalan surat Ar-Rahman itu besar kemungkinan dirasa memberatkan. Beberapa calon peserta pun membatalkan ikut karena syarat tersebut. “Kalau enggak niat, pasti (calon peserta) akan mundur,” ucap Rifki.
Menurut Rifki, jika tidak menggunakan syarat, siapa pun yang bertato kemungkinan akan berbondong-bondong datang ke lokasi untuk menghapus tatonya. Itu karena biaya penghapusan tato cukup mahal. Harganya rata-rata di kisaran Rp200.000 untuk ukuran 1 cm tato. Untuk tato berukuran besar, biaya penghapusan bisa mencapai jutaan, bahkan puluhan juta rupiah.
Sementara di lokasi ini, penghapusan tato dilakukan secara gratis. Peserta hanya harus mengikuti syarat yang diberikan panitia. Jika tidak diberlakukan syarat, mereka yang tidak berniat hijrah kemungkinan juga akan datang. Itu terbukti karena ada beberapa calon peserta yang ingin menghapus tato karena gagal saat proses pembuatannya. Panitia pun dengan tegas menolaknya.
Selain niat hijrah dan menghapal surat Ar-Rahman, peserta juga harus mengikuti kajian agama Islam. Jadwal dan tempat kegiatan akan diinformasikan setiap akan ada kajian. Tujuannya agar keimanan peserta semakin kuat dengan mengikuti kajian rutin. “Mereka kami giring ikut kajian karena kami saja yang bergerak di bidang dakwah tetap harus dijaga (keimanannya),” tutur Rifki.
Proses penghapusan tato bisa berlangsung beberapa kali. Bahkan, ada yang harus melalui proses sampai delapan kali penanganan. Sekali penghapusan, proses rata-rata di atas satu jam.
Rifki mengatakan, kegiatan hari ini sebenarnya merupakan kegiatan kedua. Kegiatan pertama digelar Agustus lalu sehingga peserta hari ini adalah peserta lanjutan dari kegiatan sebelumnya. Meski begitu, ada calon peserta baru yang berdatangan. Panitia pun tidak langsung melakukan penghapusan tato. Mereka hanya menginventarisasi dan selanjutnya memberitahukan proses selanjutnya. Untuk kegiatan penghapusan tato dilakukan bertahap. Tapi, pelaksanaannya disesuaikan karena perlengkapan untuk penghapusan tato yang dimiliki terbatas.
Secara umum, melalui kegiatan itu, panitia ingin memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Mereka ingin memfasilitasi siapa pun yang ingin berhijrah dan menghapus tatonya. “Kalau memang sudah telanjur (memiliki tato) dan ingin lebih baik, insya Allah kami fasilitasi,” tutur Rifki. (red)
Sumber : sindonews.com