Katakepri.com, Tanjungpinang – Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, melakukan kunjungan kerja ke Pulau Penyengat, Tanjungpinang, Senin (10/3/2025).
Didampingi Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah, dan Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad, ia meninjau sejumlah situs cagar budaya bersejarah.
Dalam kunjungannya, Menteri menziarahi makam tokoh-tokoh penting seperti Raja Ali Haji, Engku Puteri Raja Hamidah, dan Raja Haji Fisabilillah.
Ia juga menyambangi Balai Adat, Rumah Raja Daud, serta Gedung Pusat Maklumat Budaya Melayu, sebelum melaksanakan salat Dzuhur di Masjid Raya Sultan Riau.
Wali Kota, Lis Darmansyah, menyambut baik kunjungan Menteri Kebudayaan RI ke Pulau Penyengat. Ia berharap kehadiran Menteri dapat membawa manfaat bagi pelestarian situs-situs bersejarah di kawasan tersebut.
“Alhamdulillah, Pak Menteri dapat melihat langsung kondisi Pulau Penyengat. Ada beberapa rencana dari Pemprov yang akan bekerja sama dengan Pemko, seperti Monumen Bahasa, rumah Raja Daud, serta pengembangan berbagai objek bersejarah lainnya yang memerlukan dukungan dari pemerintah pusat,” ujar Lis.
Menurutnya, perlindungan terhadap naskah-naskah kuno yang belum sepenuhnya terdokumentasikan juga perlu menjadi perhatian. Koordinasi dengan pemerintah pusat dinilai penting agar aset sejarah ini dapat terjaga dengan baik serta mendapat dukungan yang optimal.
“Dengan kunjungan ini, saya yakin banyak manfaat yang bisa dirasakan masyarakat,” tambahnya.
Sementara itu, Menteri Fadli Zon mengatakan Pulau Penyengat memiliki peran penting dalam sejarah budaya dan bahasa Indonesia. Kawasan ini telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya Nasional dan menyimpan banyak peninggalan bersejarah.
“Pulau Penyengat adalah pusat peradaban Melayu, rumah bagi makam dua pahlawan nasional, Raja Haji Fisabilillah dan Raja Ali Haji, serta berbagai situs budaya lainnya,” katanya.
Ia menambahkan, sejarah Pulau Penyengat berkaitan erat dengan perkembangan bahasa Melayu, yang menjadi dasar bahasa Indonesia dan ditetapkan sebagai bahasa persatuan pada 28 Oktober 1928.
“Bahasa mempersatukan bangsa. Pulau Penyengat adalah salah satu tonggak sejarah perkembangan bahasa Indonesia,” ujarnya.
Selain itu, ia menilai Pulau Penyengat bukan sekadar situs sejarah, tetapi juga pusat budaya yang masih hidup. Banyak manuskrip, kitab kuno, dan artefak berharga yang menjadi bukti kekayaan intelektual Melayu.
Terkait rencana pembangunan Monumen Bahasa, Fadli Zon menyambut baik inisiatif Pemprov Kepri. Menurutnya, monumen ini akan menjadi pengingat bahwa tonggak sejarah bahasa Indonesia bermula dari kawasan ini.
“Monumen Bahasa harus lebih dari sekadar bangunan. Bisa ada museum kecil, ruang ekspresi seni dan budaya, serta pusat edukasi untuk memahami sejarah perkembangan bahasa Indonesia,” jelasnya.
Ia juga mengapresiasi upaya pemerintah daerah dalam menjaga kebersihan dan kerapihan Pulau Penyengat.
“Pulau ini semakin tertata dan nyaman. Saya berharap ke depan ada lebih banyak kegiatan budaya yang memperkuat peran Pulau Penyengat sebagai pusat sejarah dan kebudayaan,” tutupnya. (Red)