Katakepri.com, Tanjungpinang – Pemerintah Kota Tanjungpinang kembali mengikuti Rapat Koordinasi rutin Pembahasan Langkah Konkret Pengendalian Inflasi di Daerah secara hybrid bersama Kementerian Dalam Negeri, berlangsung di Ruang Rapat Engku Putri Raja Hamidah, Lantai 3 Kantor Wali Kota Tanjungpinang, Senin (23/09/2024).
Rapat dipimpin Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri, Ir. Restuardy Daud, M.Sc. Dalam paparannya, Dirjen Bina Bangda menyampaikan perkembangan terkini terkait inflasi di berbagai daerah serta langkah-langkah yang telah dan akan diambil untuk mengendalikannya.
Ia menekankan pentingnya perhatian penuh dari para kepala daerah terkait fluktuasi harga komoditas yang berdampak pada inflasi.
“Kita kembali melaksanakan rapat koordinasi pengendalian inflasi sesuai undangan yang telah disampaikan. Melihat perkembangan harga selama minggu ketiga bulan September, kami memohon perhatian, terutama kepada Bapak Ibu Kepala Daerah, khususnya yang mengalami peningkatan harga cukup signifikan.
Selain itu, kami mohon perhatian terhadap daerah-daerah yang mengalami penurunan harga yang cukup besar, terutama yang melebihi 4%. Kita tidak hanya harus mengendalikan harga komoditas yang naik, tapi juga mencermati penurunan harga yang sangat drastis, demi keseimbangan antara kepentingan masyarakat sebagai pembeli dan para produsen,” jelas Restuardy.
Beliau juga menyebutkan lima komoditas utama yang menjadi perhatian selama minggu ketiga September, yaitu minyak goreng, bawang merah, daging ayam ras, bawang putih, dan beras. Minyak goreng mencatat kenaikan tertinggi di 194 kabupaten/kota, diikuti bawang merah di 163 kabupaten/kota, serta daging ayam ras di 124 kabupaten/kota.
“Kita harus terus memantau perkembangan ini, terutama untuk memastikan harga-harga komoditas tersebut dapat terkendali di minggu-minggu mendatang,” tambah Restuardy.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Dirjen Bina Bangda Kemendagri, Puji juga memberikan penjelasan terkait Indeks Perkembangan Harga (IPH) di minggu ketiga September 2024. Kabupaten Paniai tercatat mengalami kenaikan IPH tertinggi di luar Pulau Jawa dan Sumatera, dengan perubahan IPH sebesar 5,98%. Komoditas yang berkontribusi pada kenaikan ini adalah cabai rawit, daging ayam ras, dan cabai merah.
“Kenaikan harga minyak goreng hingga M3 September 2024 mencapai 0,82% dibandingkan Agustus 2024. Namun, beberapa komoditas lain menunjukkan penurunan, seperti bawang merah yang turun 1,57%, daging ayam ras turun 0,45%, bawang putih turun 0,70%, dan yang paling signifikan adalah penurunan harga beras sebesar 26,94% dibandingkan Agustus 2024,” papar Puji.
Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Pemko Tanjungpinang, Elfiani Sandri, memberikan pandangan dan menyikapi hasil rapat tersebut.
“Kami sangat mengapresiasi arahan yang disampaikan oleh Bapak Dirjen dan Deputi terkait pengendalian inflasi. Pemko Tanjungpinang akan segera mengambil langkah konkret untuk memonitor dan menstabilkan harga-harga komoditas yang menjadi perhatian utama.
Kami juga berkomitmen untuk menjaga keseimbangan antara harga yang turun dan yang meningkat agar tidak merugikan masyarakat dan pelaku usaha lokal. Upaya pengendalian inflasi ini tentu tidak hanya menjadi tugas pemerintah pusat, tetapi juga tanggung jawab kami di daerah,” ungkap Sandri.
Sandri juga menekankan pentingnya koordinasi yang baik antar instansi di daerah untuk mengimplementasikan langkah-langkah pengendalian inflasi secara efektif.
“Dengan berjalannya rapat koordinasi ini, diharapkan langkah-langkah konkret pengendalian inflasi di daerah dapat segera diambil untuk menjaga kestabilan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di seluruh wilayah Indonesia, khususnya di Kota Tanjungpinang.” harapnya. (Red)