Hidora, Pendamping Generasi Muda Banyuwangi Angkat Potensi Daerah

katakepri.com, Banyuwangi – Berbagai even Banyuwangi Festival menginspirasi seluruh lapisan masyarakat untuk berlomba-lomba menyuguhkan atraksi budaya dan destinasi wisata daerahnya. Namun di balik itu, rupanya ada komunitas yang melakukan pendampingan terhadap generasi muda, agar tak lupa dengan budayanya. Siapa mereka?

Pemuda Banyuwangi itu tergabung dalam komunitas Hiduplah Indonesia Raya (Hidora). Sejak 2015, komunitas ini concern mendampingi generasi muda Banyuwangi untuk cinta dengan potensi daerahnya.

Mengenal Hidora, Komunitas Muda di Balik Deretan Banyuwangi Festival

Hidora mencoba mengambil peran dalam upaya penggalian dan pengembangan potensi yang ada di desa-desa, satu paket dengan usaha untuk meningkatan kualitas sumber daya manusia di desa.

Hidora sekarang tengah melakukan program secara swadaya mendampingi beberapa desa dan kampung di Kabupaten Banyuwangi untuk pengembangan potensi desa bersama warga dan pemerintahan desa. Seperti melalui aktivitas mendorong geliat kebudayaan, men-support tumbuhnya perekonomian desa melalui UMKM dan wisata desa, peningkatan kualitas sumber daya manusia di desa, mendukung pendidikan bagi anak yatim piatu, dan berbagai kegiatan lainnya.

Mengenal Hidora, Komunitas Muda di Balik Deretan Banyuwangi Festival

Di desa-desa dan kampung yang didampinginya, pergerakan Hidora mendorong untuk membangkitkan kembali jiwa gotong-royong masyakarat desa dalam menggali dan menguri-uri kebudayaan, sejarah, kearifan lokal, dan alam beserta lingkungan hidup. Bila ini semua terjaga, maka salah satu dampak turunannya adalah itu semua bisa dikembangkan menjadi potensi wisata desa (bukan desa wisata).

“Kita ajak remaja desa dan kampung di Banyuwangi melalui budaya adat tradisi dan seninya. Pertama kita sentuh secara kultur dan kemudian kita bangun SDM mereka dengan beberapa keahlian dari potensi yang ada di daerahnya. Agar mereka bisa memiliki kedaulatan ekonomi, budaya dan seni. Seperti di Gombengsari, di sana banyak kebun kopi. Kita beri pemahaman tentang kopi kemudian kita buat even untuk mengenalkan kopi bikinan mereka,” ujar Ketua Hidora, Tri Andri PN kepada detikcom, Kamis (26/10/2017).

Mengenal Hidora, Komunitas Muda di Balik Deretan Banyuwangi Festival

Namun yang paling dasar dari pendampingan terhadap kampung dan desa itu adalah pendampingan SDM kepemimpinan. Kelak nantinya generasi muda kamung dan desa ini akan menjadi pemimpin. Minimal pemimpin rumah tangga, wilayah dusun, desa, kecamatan, kabupaten hingga presiden.

“Mereka kelak akan menjadi pemimpin. Dalam pendampingan kami tak hanya konservasi tentang budaya tradisi dan seni saja, tapi juga tentang konservasi alam, spirit kebangsaan, dan nasionalisme. Agar terbentuk karakter pemimpin yang peduli dengan sekitar, lingkungan dan cinta tanah air,” tambahnya.

Mengenal Hidora, Komunitas Muda di Balik Deretan Banyuwangi Festival

Sudah banyak kampong dan desa yang didampingi oleh Hidora. Mereka membaur dengan masyarakat, sambil mengangkat potensi daerah masing-masing.

Di antaranya adalah Kawitan (Kampong Wisata Temenggungan), Kelurahan Temenggungan, Kecamatan Banyuwangi, Kopilego (Kampong Kopi Lerek Gombengsari), di Lingkungan Lerek, Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kampong Kopi Kahyangan, di Lingkungan Kacangan, Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Pulau Santen, Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Banyuwangi, Kecamatan Songgon dengan program di 9 desa se-kecamatan Songgon, dengan dimulai membangun prototype model di Desa Balak, Songgon dan masih banyak lagi.

“Relawan kita beragam kalangan beragam latar belakang profesi, mulai dari pelaku usaha, jurnalis, mahasiswa, dosen, pelajar, seniman, peternak kambing, petani kopi hingga nelayan. Bahkan setiap kali kita melakukan pertunjukan, banyak seniman luar negeri yang tampil pula. Mereka tidak dibayar. Hanya akomodasi saja yang kita siapkan untuk mereka. Dan pertunjukan kami selalu gratis,” ujar Bahtiar Janan, yang juga salah satu pendiri Hidora.

Mengenal Hidora, Komunitas Muda di Balik Deretan Banyuwangi Festival

Menurut Bahtiar, pergerakan dan pendampingan Hidora sifatnya independen, bukan LSM, bukan yayasan, bukan ormas, dan tidak berafiliasi dengan partai politik.

“Semboyan Hidora adalah pergerakan, fasilitator, gotong-royong. Pergerakan ini menjadi media aplikasi dalam berkarya dan mengabdi kepada Tuhan, bangsa, negara, dan masyarakat,” tambahnya. (Red)

Sumber : detik.com