Bendungan Sei Gong Ditargetkan Selesai Agustus

katakepri.com, Batam – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono menargetkan Bendungan Sei Gong selesai Agustus mendatang. Target ini diutarakan Basuki usai meninjau progres pembangunan, Jumat (2/3).

“Bendungan ini dikerjakan sejak Desember 2015. Kontrak sampai Desember 2018. Kita rencanakan insya Allah bisa selesai Agustus. Sebelum Desember bisa kita tutup,” ujarnya.
Menurut Basuki, progres pembangunan fisik Bendungan Sei Gong sudah mencapai 77 persen. Tinggal pembangunan tubuh bendungan yang baru berjalan setengah dari target.
“Ini sekarang level 6 meter. Kita mau sampai ke 12 meter. Kurang 6 meter lagi,” kata dia.
Selain persiapan fisik, saat ini juga sedang disiapkan penyerahan uang kerohiman bagi warga yang memiliki kebun di sekitar daerah resapan air. Tanaman budidaya masyarakat tersebar di beberapa persil tanah genangan. Ganti rugi berupa uang kerohiman ini, menurutnya, diatur dalam Peraturan Presiden nomor 56 tentang Pembebasan Lahan Proyek Strategis Nasional (PSN).
“Sudah ada Pergubnya (Peraturan Gubernur) juga, dan sudah dibahas di DPRD. Akhir Maret ini mulai dibayarkan,” sebut pria yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Jenderal Penataan Ruang Kementerian PU ini.
Segera setelah uang kerohiman diserahkan, tim akan melakukan pembersihan di satu dari 49 bendungan PSN tersebut. Daerah genangan, kata Basuki, harus bersih karena akan mempengaruhi kualitas air. Menurutnya tanaman budidaya yang membusuk bisa membuat kualitas air jadi tidak baik. Padahal air di Sei Gong ini akan menjadi air baku untuk masyarakat Batam dan sekitarnya.
Basuki mengatakan pembangunan DAM berkapasitas 11 juta meter kubik ini untuk memenuhi kebutuhan air Kota Batam hingga 2022. Sebagai daerah kepulauan, pemerintah perlu memaksimalkan potensi air yang ada. DAM Sei Gong bersifat estuari, berada di muara sungai dan menampung aliran air sebelum lepas ke laut. Luas genangannya mencapai 355 hektare dengan potensi penyediaan air baku 400 liter per detik.
Di Batam, estuari DAM seperti Sei Gong ini sudah ada beberapa titik. Seperti DAM Duriangkang yang pertama kali dibangun, dan DAM Tembesi yang terbaru.
“Tidak semua Pulau Batam punya potensi ini, jadi harus kita bawa (alirkan) ke Batam. Kalau tidak disiapkan tampungan air ini, 2020-an Batam sudah kekurangan air,” tutur Doktor Teknik Sipil dari Coloradi State University Amerika Serikat tersebut.
Pemenuhan kebutuhan air di Batam ini bahkan akan dicari sampai ke Busung, Pulau Bintan. Apalagi Presiden Joko Widodo berencana membangun jembatan Batam-Bintan (Babin) yang diyakini akan semakin mengembangkan kedua wilayah.
“Bayangkan, sampai Pulau Bintan pun kita kejar reservoir-reservoir. Tak hanya untuk Batam. Karena kalau jembatan Babin jadi, pasti akan berkembang. Kalau berkembang pasti butuh air. Jadi kita cari terus, sesuai kebutuhannya,” kata alumni Universitas Gadjah Mada ini. (Red/Hum)