Katakepri.com, Jakarta – Puasa merupakan salah satu ibadah yang memiliki syarat wajib dan syarat sah. Hukum puasa menjadi wajib jika dilakukan pada bulan Ramadhan.
Sedangkan jika tidak bulan Ramadhan, misalnya puasa Senin Kamis, hukum puasa tidak wajib. Secara bahasa, puasa dalam bahasa Arab disebut dengan shaum atau shiyam yang maknanya adalah menahan. Secara istilah bisa diartikan sebagai menahan diri dari segala yang membatalkannya dengan cara-cara yang khusus.
Cara-cara yang dimaksud ialah memenuhi syarat wajib puasa. Berikut ini penjelasannya dikutip dari buku “Bekal Ramadhan” oleh Ahmad Zarkasih, Lc.
7 Syarat Wajib Puasa
Syarat wajib puasa maksudnya adalah hal-hal yang membuat seorang menjadi wajib untuk melakukan puasa. Bila salah satu syarat ini tidak terpenuhi pada diri seorang, maka puasa menjadi tidak wajib atas dirinya.
a. Beragama Islam
Jumhur ulama sepakat bahwa syarat wajib puasa yang pertama adalah beragama Islam. Sementara umat lain tidak diwajibkan.
Seruan wajib untuk berpuasa bagi umat Islam adalah menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadhan. Sebagaimana disebutkan dalam Al Quran, bahwa seruan untuk berpuasa ditujukan kepada orang-orang yang beriman.
Bagi seseorang yang murtad namun kembali lagi memeluk agama Islam, selama murtad ia tidak puasa wajib maka wajib mengganti (mengqadha).
b. Baligh
Syarat kedua yang menjadikan seorang wajib untuk menunaikan ibadah puasa wajib adalah usia baligh. Mereka yang belum sampai usia baligh seperti anak kecil tidak ada kewajiban untuk berpuasa Ramadhan.
c. Berakal atau Tidak Gila
Syarat ketiga dari syarat wajib puasa adalah berakal. Sudah menjadi ijma ulama bahwa orang gila adalah orang yang tidak berakal sehingga tidak diwajibkan untuk puasa.
d. Sehat
Orang yang sedang sakit tidak diwajibkan untuk berpuasa wajib. Namun harus menggantinya di hari lain saat sudah sembuh kembali.
e. Mampu
Syarat wajib puasa selanjutnya adalah orang yang berpuasa harus dalam keadaan mampu untuk melaksanakannya.
Allah SWT mewajibkan puasa bagi orang yang mampu melakukannya. Orang tua yang sudah lemah atau jompo yang tidak memungkinkan untuk berpuasa maka boleh meninggalkannya.
Namun, wajib menggantinya dengan membayar fidyah sebagaimana firman-Nya dalam Q.S Al-Baqarah ayat 184.
f. Tidak dalam Perjalanan
Orang yang sedang dalam perjalanan jauh boleh meninggalkan puasa tapi wajib baginya untuk mengganti di lain hari sejumlah puasa yang ditinggalkan.
g. Suci dari Haid dan Nifas
Menurut ijma’ para ulama, wanita yang sedang haid dan nifas tidak diwajibkan untuk berpuasa. Bahkan haram hukumnya apabila mereka menjalankan puasa.
Adapun keutamaan puasa wajib bulan Ramadhan seperti disebutkan dalam hadits. Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah SAW bersabda:
“Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan penuh keberkahan. Allah SWT telah mewajibkan kepada kalian berpuasa di dalamnya, di bulan itu pintu-pintu langit akan dibuka dan pintu-pintu neraka akan ditutup, di bulan itu setan-setan akan diikat, di bulan itu ada malam yang lebih baik daripada seribu bulan, barangsiapa terhalang mendapatkan kebaikannya maka sungguh ia telah terhalang.” (HR. An-Nasa’i). (Red)
Sumber : detik.com