Katakepri.com, Jakarta – Setiap surat dalam Al Quran selalu membawa pesan dan kandungan tertentu di dalamnya. Tidak terkecuali untuk surat ke-95 dalam Al Quran yaitu, surat At Tin. Bahkan dalam surat ini menyinggung tentang sosok hakim yang paling adil.
Sebelumnya, perlu diketahui bahwa surat ini dinamakan At Tin karena Surat At Tin diawali dengan kata At Tin pada ayat pertamanya. Kata At Tin tersebut mengandung makna buah tin. Meskipun memiliki arti buah Tin, Surat At Tin tidak serta-merta hanya membahas yang berkaitan dengan buah Tin.
Salah satu kandungan dari Surat At Tin adalah membahas tentang kebesaran Allah SWT dalam penciptaan surga dan neraka. Hingga penciptaan makhluknya yang paling sempurna, yaitu manusia.
Surat At Tin juga menyebut sosok hakim yang paling adil pada ayat terakhirnya. Berikut bunyi bacaan Surat At Tin ayat 8:
أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَحْكَمِ الْحَاكِمِينَ
Bacaan latin: a laisallāhu bi`aḥkamil-ḥākimīn
Artinya: “Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya?”
Berdasarkan ayat di atas, dapat disimpulkan bahwa hakim yang paling adil adalah https://www.detik.com/tag/surat-at-tin Allah SWT dan tiada yang mampu menyaingi keadilan dari Allah SWT. Menurut tafsir Ibnu Katsir, yang dimaksud keadilan Allah dari surat ini adalah Allah tidak pernah melampaui batas dan tidak melakukan aniaya terhadap siapa pun.
Artinya, Allah menciptakan neraka Jahannam hingga hari pembalasan hanya untuk orang-orang yang melanggar perintah-Nya. Sebagai hakim yang paling adil, Allah tidak akan mengadili orang-orang taat kepada-Nya dan meneladani rasul-Nya.
Sebab itulah sebagai umat muslim, sudah sebaiknya kita berlomba-lomba untuk menyiapkan bekal kita masing-masing di akhirat kelak.
Adapun bacaan lengkap dari surat At Tin ayat 1 sampai 8 adalah sebagai berikut.
وَٱلتِّينِ وَٱلزَّيْتُونِ
Bacaan latin: wat-tīni waz-zaitụn
1. Artinya: “Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun,”
وَطُورِ سِينِينَ
Bacaan latin: wa ṭụri sīnīn
2. Artinya: “dan demi bukit Sinai,”
وَهَٰذَا الْبَلَدِ الْأَمِينِ
Bacaan latin: wa hāżal-baladil-amīn
3. Artinya: “dan demi kota (Mekah) ini yang aman,”
لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ فِىٓ أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
Bacaan latin: laqad khalaqnal-insāna fī aḥsani taqwīm
4. Artinya: “sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”
ثُمَّ رَدَدْنَٰهُ أَسْفَلَ سَٰفِلِينَ
Bacaan latin: ṡumma radadnāhu asfala sāfilīn
5. Artinya: “Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka),”
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ
Bacaan latin: illallażīna āmanụ wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti fa lahum ajrun gairu mamnụn
6. Artinya: “kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.”
فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعْدُ بِٱلدِّينِ
Bacaan latin: fa mā yukażżibuka ba’du bid-dīn
7. Artinya: “Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu?”
أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَحْكَمِ الْحَاكِمِينَ
Bacaan latin: a laisallāhu bi`aḥkamil-ḥākimīn
8. Artinya: “Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya?” (Red)
Sumber : detik.com