Sunnah-Sunnah Sebelum Berkurban

Katakepri.com, Jakarta – Berkurban adalah salah satu amalan yang dicontohkan oleh Rasulullah pada bulan Dzulhijjah. Ada beberapa sunnah sebelum berkurban yang dianjurkan untuk dikerjakan umat Islam. Tentunya, agar ibadah kurban menjadi lebih sempurna dan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW.

Perlu diketahui, hukum dari berkurban sendiri adalah sunnah muakad, terutama bagi orang yang memiliki kemampuan materil untuk itu. Artinya, sangat dianjurkan tetapi sifatnya tidak wajib.

Sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadits dari Al Baihaqiy, diceritakan bahwa Abu Bakar dan Umar bin Khattab tidak berkurban dalam satu atau dua tahun, sebab khawatir orang-orang mengira hal itu adalah wajib.

Adapun sunnah-sunnah sebelum berkurban bagi yang hendak melaksanakannya seperti yang dirangkum detikHikmah dari sejumlah sumber adalah sebagai berikut:

1. Berkurban yang terbaik bila memiliki keluasan rezeki dari Allah

Menurut buku ‘FIkih Jumhur #1: Masalah-Masalah Fikih yang Disepakati Mayoritas Ulama’ karya Dr. Muhammad Na’im Muhammad Hani Sa’i, hal tersebut sesuai dengan madzhab Imam Ahmad, Syafi’i, dan Abu Hunaifah dalam Majmu’ Fatawa 34/35 yang berpendapat bahwa hewan kurban yang paling afhdol adalah unta, sapi, kemudian kambing. Domba juga masih lebih afdhol dari pada kambing kacang.

عَنْ أَنَسِ بنِ مَالِكٍ – رضي الله عنه – – أَنَّ اَلنَّبِيَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يُضَحِّي بِكَبْشَيْنِ أَمْلَحَيْنِ, أَقْرَنَيْنِ, وَيُسَمِّي, وَيُكَبِّرُ, وَيَضَعُ رِجْلَهُ عَلَى صِفَاحِهِمَا. وَفِي لَفْظٍ: ذَبَحَهُمَا بِيَدِهِ

Artinya: Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berkurban dengan dua gibas (domba jantan) putih yang bertanduk, lalu beliau mengucapkan nama Allah dan bertakbir, dan beliau meletakkan kedua kakinya di pipi kedua gibas tersebut (saat menyembelih). Dalam lafazh lain disebutkan bahwa beliau menyembelihnya dengan tangannya,” (HR. Bukhari dan Muslim)

H. Abdul Somad, Lc, MA dalam bukunya ’33 Tanya Jawab Seputar Qurban’, hewan yang afdhol disembelih adala hewan yang paling banyak dagingnya karena tujuan akhirnya agar fakir miskin dapat memperoleh daging kurban yang banyak. Sebab itulah, berkurban lebih diutamakan bagi yang mampu dalam hal materil.

2. Tidak memotong kuku dan rambut

Menurut buku yang bertajuk Panduan Ringkas Ibadah Qurban karya Wahyu Dwi Prastyo, saat memasuki 10 awal bulan Dzulhijjah, bagi yang hendak melaksanakan ibadah kurban disunnahkan untuk tidak memotong rambut dan kuku ketika sudah masuk bulan Dzulhijjah.

Hal ini ditegaskan dalam sebuah hadits yang diceritakan kepada kami Ibnu Abu Umar Al Makki telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Abdurrahman bin Humaid bin Abdurrahman bin ‘Auf bahwa dia mendengar Sa’id bin Musayyab menceritakan dari Ummu Salamah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Jika telah tiba sepuluh (dzul Hijjah) dan salah seorang dari kalian hendak berkurban, maka janganlah mencukur rambut atau memotong kuku sedikitpun.” Dikatakan kepada Sufyan, “Sebagian orang tidak memarfu’kan (hadits ini)?” Sufyan menjawab, “Akan tetapi saya memarfu’kannya.” (HR. Muslim No. 3653)

Adapun sunnah bagi yang berkurban lebih dari satu hewan, dibolehkan baginya untuk memotong rambut dan kuku setelah disembelihnya hewan yang pertama. Namun, sunnah ini hanya berlaku bagi yang berkurban saja, tidak berlaku bagi anggota keluarga yang lain.

3. Menyembelih hewan kurban sendiri

Menyembelih hewan kurban sendiri disunnahkan bagi seorang shohibul qurban atau orang yang berkurban. Dalil yang menjelaskannya adalah sebagai berikut:

Telah menceritakan kepada kami Hafs bin Umar telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Al Aswad bin Qais dari Jundab ia pernah menyaksikan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam di hari raya kurban (idul adla) mendirikan shalat, kemudian berkhutbah dan bersabda:

“Barangsiapa menyembelih sebelum sholat, hendaklah ia menyembelih kembali dengan sembelihan lain sebagai gantinya, dan barangsiapa belum menyembelih, hendaklah menyembelih dengan menyebut nama Allah.” (HR. Bukhari).

Disunnahkan juga pada hari-hari awal bulan Dzulhijjah untuk memperbanyak amal shalih. Sebab, amalan-amalan pada waktu itu memiliki keutamaan yang besar, misalnya berpuasa atau amalan-amalan yang lain. (Red)

Sumber : detik.com