Katakepri.com, Tanjungpinang : Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tanjungpinang Mimi Betty Wilingsih, meminta Pemerintah Kota (Pemko) Tanjungpinang untuk mengembangkan usaha pertanian.
Pasalnya, untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti Cabe Merah, Tanjungpinang masih bergantung pada daerah lain.
Ia mengatakan, lahan kosong yang tersebar di seluruh Kota Tanjungpinang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan usaha pertanian.
“Banyak lahan tidur yang perlu digarap untuk usaha pertanian seperti Cabe dan bawang,” ungkap Betty yang juga politisi dari Partai Golkar.
Menurutnya, pengembangan usaha pertanian tersebut akan menguranggi ketergantungan Tanjungpinang kepada daerah lain untuk pemenuhan bahan pokok.
“Kita tidak ada menamam cabe. Cabe kita supplay dari daerah Jawa, otomatis kalau Pulau Jawa musim penghujan, harga cabe di Tanjungpinang akan naik. Kalau kita penghasil cabe, otomatis kita tidak bergantung cabe dari luar lagi ,” ucapnya.
Dia berharap, Pemkot Tanjungpinang menggalakkan petani cabe, agar Tanjungpinang tidak tergatung lagi pada daerah lain.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Stabilisasi Harga Dinas Perindustria dan Perdagangan (Disperdagin) Kota Tanjungpinang Anik Murtiani mengatakan, kenaikan harga cabe merah sudah tampak pada akhir Oktober 2017.
Pihaknya mencatat harga cabe di Tanjungpinang mencapai Rp54 per Kilogram (Kg).
“Harga tidak langsung secara signifikan naik, tapi berangsur-angsur,” ucapnya saat dikonfirmasi melalui sambungan ponsel.
Ia mengatakan, naiknya harga cabe merah di Tanjungpinang karena curah hujan di Pulau Jawa tinggi. Menurutnya, harga cabe di Pulau Jawa dari pantauan lelang terakhir sampai di harga 30.300/Kilo.
“Jadi kalau sampai disini memang sudah mahal,” katanya. (Red)