Istimewanya 10 Hari Pertama di Bulan Dzulhijah

Katakepri.com, Madinah – Konsultan Ibadah Daerah Kerja Madinah, KH Ahmad Wazir Ali, mengatakan, sudah sepatutnya  umat Islam menyambut 10 hari pertama pada bulan Dzulhijah  dengan penuh khidmat. Mengutip salah satu hadis Nabi Muhammad SAW, beliau mengatakan,

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ما من أيام اعظم واحب الى الله ، العمل فيهن من هذه الايام العشر فاكثروا فيهن من التهليل والتكبير والتحميد رواه احمد.

“Rasulullah SAW bersabda: Tiada hari yang lebih agung, lebih dicintai Allah SWT, daripada beramal pada sepuluh hari pertama dari bulan Dzulhijah. Maka perbanyaklah tahlil, takbir dan tahmid” (HR: Ahmad dari Ibnu Umar).

Kemudian Kiai Wazir menjelaskan tafsir surah al-Fajr Ayat 1-2,

قال تعالى : والفجر وليال عشر

“Allah berfirman: demi waktu fajar dan sepuluh malam.”

Kiai Wazir menjelaskan, Allah SWT bersumpah demi waktu Fajar dan sepuluh malam (dari bulan Dzulhijah). Menurut kebanyakan ahli tafsir yang dimaksud “layalin asyr” itu sepuluh hari di bulan Dzulhijjah, yaitu tanggal 1 sampai dengan 10 Dzulhijah.

Dikatakan Kiai Pengasuh Pondok Pesantren Denanyar Jombang itu, qosam (sumpah) dalam Alquran ayat di atas menunjukan sesuatu yang urgen, yang misterius, yaitu waktu yang penuh keberkahan, penuh pahala, dan kasih sayang.

Dengan sumpah itu, kata dia, Allah SWT ingin mengingatkan akan arti dan keagungan waktu dan mengingatkan zat yang menciptakan waktu tersebut .

“Allah ingin agar kaum muslimin seluruh dunia secara emosional keagamaan ikut larut dan berpartisipasi merasakan denyut perhelatan superakbar secara kolosal (Alhajj ‘Arafah),” ujar Kiai Wazir. (Red)

Sumber : republika.co.id