Katakepri.com, Kiev – Pekan lalu, Mahkamah Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Presiden Rusia Vladimir Putin. Badan ini menuduh pemimpin Rusia mendeportasi paksa anak-anak Ukraina dan menilai tindakan tersebut sebagai kejahatan perang.
Surat perintah itu berarti Putin ini dapat ditangkap dan dikirim ke Den Haag jika dia bepergian ke negara anggota ICC mana pun. Amerika Serikat yang senang hati dengan putusan itu menilai Putin bakal jadi pariah dan diasingkan.
Dalam tindakan yang khas Vladimir Putin, pemimpin Rusia itu justru keluar Rusia sehari saja setelah putusan yang diumumkan pada Jumat (17/3) tersebut.
Vladimir Putin justru mengunjungi wilayah pendudukan kota pelabuhan Mariupol pada Sabtu (18/3) malam. Kegiatan itu merupakan perjalanan pertamanya ke wilayah Ukraina yang dianeksasi oleh Moskow pada September tahun lalu.
Juru bicara Istana Kremlin Dmitry Peskov menyatakan pada Ahad (19/3), Putin tiba di Mariupol setelah mengunjungi Krimea, barat daya Mariupol, untuk memperingati sembilan tahun aneksasi semenanjung Laut Hitam dari Ukraina. Putin diperlihatkan mengobrol dengan penduduk Mariupol dan mengunjungi sekolah seni dan pusat anak-anak di Sevastopol, Krimea.
Di Krimea, Putin disambut oleh gubernur Sevastopol yang dilantik Rusia Mikhail Razvozhayev. Razvozhayev menyatakan, kedatangan Putin adalah kunjungan mendadak.
Dalam kegiatan tersebut, Putin pun digiring untuk melihat pusat anak-anak baru dan sekolah seni. Media pemerintah tidak segera menyiarkan komentar apapun dari Putin dalam kunjungan ini, hanya foto-foto disebar ke media.
Dalam salah satu foto, Putin bersama Razvozhayev, dan Ketua Dewan Kebudayaan Patriarkal Metropolitan Tikhon (Shevkunov) mengunjungi cagar museum negara “Tauric Chersonese” di Sevastopol. Pada foto lain, mereka terlihat mengunjungi museum negara Tauric Chersonese.
Rusia merebut Krimea pada 2014, delapan tahun sebelum meluncurkan invasi besar-besaran ke Ukraina. Ukraina mengatakan akan berjuang untuk mengusir Rusia dari Krimea dan semua wilayah lain yang telah diduduki Rusia setahun belakangan.
Laporan kantor berita Rusia menyatakan, Putin tiba di Mariupol dengan helikopter dan kemudian mengemudi di sekitar monumen kota, gedung konser, dan garis pantai. Siaran miliki negara Rusia Rossiya 24 menunjukan pada Ahad, Putin mengobrol dengan penduduk setempat di luar seperti kompleks perumahan yang baru dibangun dan ditampilkan di sekitar salah satu apartemen.
Setelah perjalanannya ke Mariupol, Putin bertemu dengan para pemimpin militer dan pasukan Rusia di sebuah pos komando di Rostov-on-Don, sebuah kota Rusia selatan sekitar 180 kilometer lebih jauh ke timur. Peskov menyatakan, pemimpin Rusia itu berunding dengan Jenderal Valery Gerasimov yang merupakan bertanggung jawab atas operasi militer Rusia di Ukraina.
Menurut Peskov, perjalanan itu memang tidak diumumkan. Putin bermaksud untuk memeriksa pekerjaan pos komando dalam mode operasi biasa.
Berbicara kepada media milik pemerintah Rusia RIA-Novosti, Wakil Perdana Menteri Marat Khusnullin menjelaskan bahwa Rusia tak akan melepaskan Mariupol. Dia mengatakan, pemerintah berharap untuk menyelesaikan rekonstruksi pusat kota yang meledak pada akhir tahun ini.
“Orang-orang sudah mulai kembali. Ketika mereka melihat rekonstruksi sedang berlangsung, orang-orang mulai aktif kembali,” kata Khusnullin.
Kepala staf Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Mykhailo Podolyak, mencemooh perjalanan Putin ke Mariupol. “Penjahat selalu tertarik ke TKP. Sementara negara-negara di dunia beradab mengumumkan penangkapan ‘direktur perang’ jika melintasi perbatasan, penyelenggara pembunuhan ribuan keluarga Mariupol datang untuk mengagumi reruntuhan kota dan kuburan massal,” katanya.
Mariupol sebelumnya menjadi simbol perlawanan Ukraina. Pasukan Ukraina yang kalah dan kekurangan personel bertahan di sebuah pabrik baja selama hampir tiga bulan sebelum akhirnya Moskow mengambil alihnya pada Mei 2022. Sebagian besar kota hancur menjadi puing-puing oleh penembakan Rusia.
Perjalanan mendadak itu dilakukan menjelang rencana kunjungan Presiden Cina Xi Jinping ke Moskow pekan ini. Kunjungan tersebut diharapkan dapat memberikan dorongan diplomatik besar kepada Putin dalam konfrontasinya dengan Barat.
Dalam sebuah esai yang diterbitkan di surat kabar Komite Sentral Partai Komunis Cina Harian Rakyat, Putin berterima kasih atas garis keseimbangan Cina sehubungan dengan peristiwa yang terjadi di Ukraina. “Untuk memahami latar belakang dan penyebab sebenarnya. Kami menyambut baik kesediaan Cina untuk memainkan peran konstruktif dalam menyelesaikan krisis,” ujarnya.
Cina pada Februari merilis rencana yang menyerukan diakhirinya pertempuran di Ukraina dan menegakkan semua kedaulatan negara dan integritas teritorial. Namun pengajuan ini tidak membahas cara menyelesaikan klaim ilegal Rusia untuk mencaplok empat wilayah Ukraina, termasuk dua wilayah yang dikunjungi Rusia.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan kepada “Fox News Sunday” bahwa setiap seruan untuk gencatan senjata di Ukraina yang keluar dari pertemuan Putin-Xi tidak akan dapat diterima oleh AS. Tindak itu dinilai hanya akan merujuk penaklukan Rusia hingga saat ini.
“Berikan waktu untuk mereparasi, melatih ulang, mengatur ulang, dan mencoba merencanakan serangan baru,” ujar Kirby. (Red)
Sumber : republika.co.id