Katakepri.com, Jakarta – Perihal harta dunia dan kecintaan terhadapnya telah dijelaskan dalam Al-Qur’an. Salah satunya dalam surat Al-Adiyat ayat 8.
Allah SWT berfirman,
وَاِنَّهٗ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيْدٌ ۗ
Wa innahū liḥubbil-khairi lasyadīd
Artinya: “Dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta.” (QS Al-Adiyat: 8)
Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya mengatakan, ada dua pendapat mengenai ayat tersebut. Pendapat pertama, kata Imam Ibnu Katsir, sesungguhnya manusia itu sangat mencintai harta. Pendapat kedua menyebut, sesungguhnya karena kecintaannya kepada harta, dia menjadi seorang yang kikir. Kedua pendapat ini sama-sama benarnya.
M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah Jilid 15 menerangkan ayat tersebut mengemukakan satu kepribadian yang dimiliki oleh manusia, yakni kikir dan mengapa karakter itu timbul dalam dirinya.
Menurutnya, ayat di atas bisa dipahami dalam artian: “Dan sesungguhnya dia karena cintanya kepada harta sangat kikir atau sesungguhnya dia menyangkut kecintaan terhadap harta sangat dalam, meluap dan berlebihan.”
Jumhur ulama memaknai kata ‘al-khair’ pada ayat tersebut sebagai harta benda bukan kebaikan, sebagaimana dalam surat Al-Baqarah ayat 180. Yang demikian memberi isyarat bahwa harta mesti diperoleh dan digunakan dengan tujuan kebaikan.
Dijelaskan lebih lanjut, hal itu juga mencerminkan bahwa harta adalah sesuatu yang baik, yang apabila semakin banyak semakin mengandung kebaikan. Seperti dengan banyak harta, seseorang dapat mengeluarkannya dengan zakat atau sedekah di jalan Allah SWT.
Yang menjadikan harta tidak baik, kata Quraish Shihab, adalah kecintaan seseorang terhadapnya dengan berlebih, sehingga mampu mengantarnya pada sifat bakhil, kikir, pelit dan membuat dia enggan untuk memberikan sebagian hartanya untuk orang-orang yang membutuhkan.
Senada dengan pandangan tersebut, Tafsir Tahlili Kementerian Agama (Kemenag) Jilid 10 menerangkan maksud Allah SWT yang terkandung dalam surat Al-Adiyat ayat 8. Dikatakan Allah SWT menyatakan bahwa para hamba yang sangat menyayangi dan menginginkan hartanya menyebabkan dirinya tak hanya menjadi kikir, tetapi juga tamak atau rakus.
Demikian dari mencintai harta yang berlebih bisa memunculkan banyak perilaku atau akhlak yang buruk. Bagi kaum muslim yang ingin terhindar dari sifat-sifat itu, ada baiknya coba mulai dengan mempergunakan hartanya secara baik dengan di jalan Allah SWT, seperti dengan sedekah atau zakat.
Dengan sedekah dan zakat bahkan seseorang bisa memperoleh keutamaan di baliknya sesuai yang Nabi SAW sebut dalam sejumlah sabdanya. Misal dalam riwayat Ikrimah, Rasulullah SAW bersabda,
“Bersedekahlah walaupun dengan sebutir kurma. Sebab sesungguhnya nilai sedekah itu sudah mencukupi kebutuhan bagi orang yang tengah menderita kelaparan, dan menghilangkan dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR Ibnu al-Mubarak)
Dalam riwayat Adi bin Hatim, Nabi SAW bersabda, “Selamatkanlah diri kalian dari siksa api neraka, walaupun hanya bersedekah dengan sebutir kurma. Jika kalian tidak bisa memberi sedekah sebutir kurma, maka cukuplah dengan perkataan yang baik sebagai sedekahmu.” (Hadits shahih)
Abu Hurairah juga meriwayatkan hadits keutamaan mengeluarkan harta agar terhindar sifat kikir dengan bersedekah. Rasulullah SAW bersabda,
“Jika seorang muslim bersedekah dari sesuatu yang baik dan halal–sebab Allah SWT tidak menerima selain yang baik serta halal–niscaya Allah SWT akan menerimanya dengan tangan kanan-Nya, lalu memeliharanya sampai sebesar Gunung Uhud, sebagaimana seseorang di antara kalian memelihara anaknya sampai tumbuh dewasa.” (HR Ibnu Majah)
Sumber : detik.com