Katakepri.com, Tanjungpinang – Mungkin sekilas anda pernah mendengar cerita masyarkat tentang radar yang bisa merubah kondisi cuaca yang tadinya hujan menjadi panas ataupun sebaliknya.
Biasanya cerita ini sering kita dengar dari warga yang tinggal tak jauh dari radar lalu lintas pesawat terbang. Namun apakah cerita rakyat itu benar, ataukah hanya mitos belaka?
Simak penjelasannya dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Lembaga Pemerintah Nonkementrian Indonesia yang memang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan dibidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
Menurut salah seorang Prakirawan BMKG Raja Haji Fisabilillah Tanjungpinang, Vivi, radar lalu lintas pesawat atau radar pesawat itu tidak dapat mempengaruhi kondisi cuaca di suatu wilayah.
“Sepemahaman kami untuk radar pesawat itu tidak ada pengaruhnya terhadap perubahan cuaca disuatu wilayah,” ucap Vivi menanggapi cerita masyarakat itu.
Meski cerita rakyat itu terbantahkan, namun Vivi mengakui jika kehadiran pesawat di langit suatu wilayah tertentu bisa mempengaruhi kondisi cuaca di wilayah itu.
Hal ini menurutnya lantaran angin yang dihasilkan dari pergerakan pesawat bisa menyebabkan terpecahnya awan penghasil hujan.
“Mungkin kalo akibat dari angin yang dihasilkan dari pergerakan pesawatnya atau baling-baling pesawat bisa menyebabkan terpecahnya awan penghasil hujan. Itupun yang skalanya kecil dan kemungkinan terjadinya sangat kecil karena balik lagi ke kondisi atmosfer diatasnya seperti apa,” pungkas Vivi.
Untuk diketahui, radar merupakan nama dari sebuah sistem elektronis yang digunakan untuk pendeteksian lokasi dari sebuah obyek.
Dalam teknologi radar obyek radar akan diberi nama target. Kata radar itu sendiri merupakan sebuah akronim dari radio detection and ranging.
Pada awalnya ”radar” muncul dengan berbagai nama di dunia sebelum distandarisasi oleh ITU menjadi Radar seperti sekarang.
Fungsi dari sebuah radar sangat erat hubunganya dengan sifat dari gelombang
elektromagnetis yang bersinggungan dengan obyek fisik (target).
Semua teknologi radar pada awalnya menggunakan gelombang radio sebagai media transmisinya, namun seiring dengan perkembangan zaman media transmisi yang dikembangkan berbentuk fiber optics atau laser.
Teknologi radar dipelopori oleh penemuan Maxwell pada tahun 1865 yang meneliti tentang karakteristik perambatan gelombang elektromagnetik dan selanjutnya
dikembangkan oleh percobaan Hertz pada tahun 1886.
Inti dari pengembangan konsep Maxwell tersebut adalah gelombang radio dapat dipantulkan oleh suatu obyek yang berbentuk fisik.
Inilah yang selanjutnya dikembangkan menjadi sebuah aplikasi radar dimana fungsinya dengan mendeteksi keberadaan sinyal pantul, radar dapat menentukan di mana obyek (target) radar berada.
Bentuk radar pertama kali dikembangkan pada kurun waktu 1902 sd 1925 yang sudah bisa mendeteksi jarak target di samping fungsi utamanya adalah mendeteksi keberadaan target tersebut.
Pada tahun 1925 Brief dan Tuve (1926)
pertama kali mengaplikasikan metode Pulse-Wave yang sampai sekarang digunakan sebagai pengembangan radar modern.
Selanjutnya dengan adanya perang dunia II
perkembangan radar semakin cepat berkembang dan sampai sekarang penggunaanya banyak dirasakan manfaatnya. (Angga)