Katakepri.com, Jakarta – Peristiwa kiamat kecil disebut kiamat sugro dalam ajaran agama Islam. Dikutip dari buku Kemenag, dikatakan kiamat kecil sebab peristiwa kehancuran hanya terjadi pada sebagian semesta.
Kiamat kecil juga dapat diartikan sebagai hari berakhirnya kehidupan seseorang atau sebagian makhluk di bumi. Artinya, kematian setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi ini juga disebut dengan kiamat kecil.
Terkait dengan kiamat kecil, Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imran ayat 185 yang berbunyi,
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Artinya: “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu.”
Rasulullah SAW juga telah mengingatkan tiap umat tentang kematian merupakan kiamat kecil bagi seseorang dalam haditsnya,
مَنْ مَاتَ فَقَدْ قَامَتْ قِيَامَتُهُ (رواه ابن ابي الدنيا)
Artinya: “Orang yang telah mati, telah datanglah kiamatnya sendiri.” (HR Ibnu Abid-Dun-ya dari hadis Anas).
Seperti halnya kiamat besar atau kiamat kubro, peristiwa kiamat kecil dapat ditemukan pada peristiwa di sekitar kita. Berikut contoh kiamat sugro
Contoh peristiwa kiamat kecil atau kiamat sugro
Gempa bumi merupakan hari kehancuran sebagian orang dan tempat tertentu yang terkena gempa tersebut
Tanah longsor merupakan peristiwa alam yang terjadi dan dialami oleh sebagian orang yang tinggal di daerah longsor
Kematian merupakan hari berakhirnya kehidupan di dunia bagi seseorang
Peristiwa kebakaran merupakan hari kiamat kecil yang disebut juga kiamat sugro bagi seseorang yang terkena musibah.
Mengutip dari penulis Ipnu R Noegroho dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar Memahami Iman, Islam, dan Ihsan, para ulama mengatakan bahwa kiamat kecil juga disebut-sebut sebagai wujud teguran Allah SWT kepada manusia.
“Banyak sekali ulama yang mengatakan bahwa kiamat kecil tersebut adalah teguran dari Allah SWT agar manusia tidak lagi berbuat kerusakan atau kemaksiatan di muka bumi ini,” tulis Ipnu.
Pendapat ini merujuk pada salah satu firman Allah SWT dalam surat Asy Syura ayat 30. Ayat ini menjelaskan bahwa segala sesuatu yang menimpa manusia di dunia, baik berupa bencana, penyakit, dan lain-lainnya adalah akibat perbuatan mereka sendiri.
Perbuatan yang dimaksud adalah perbuatan maksiat yang telah dilakukannya dan dosa yang telah dikerjakannya. Berikut bunyinya,
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
Artinya: “Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu).”
Meskipun demikian, penyakit atau pun musibah yang ditimpakan kepada manusia tersebut bisa bernilai positif bagi seseorang. Hal tersebut bergantung dari bagaimana seorang manusia bersikap, apakah ia cenderung bersabar atau justri berputus asa.
Sebagaimana Rasulullah SAW berfirman,
مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
Artinya: “Tidaklah suatu keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan, kezaliman, kesempitan, bahkan sepotong duri pun yang menusuk seorang muslim, melainkan dengan hal itu Allah menghapus dosa-dosanya.” (HR Bukhari).
Sumber : detik.com