katakepri.com, Bali –
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, walaupun Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai ditutup, Bali sesungguhnya masih aman dikunjungi.
Menurut dia, sesuai perhitungan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), radius perkiraan bahaya letusan Gunung Agung adalah 8 kilometer ditambah perluasan sektoral ke arah utara-timur laut dan tenggara-selatan-barat daya sejauh 10 km dari kawah Gunung Agung.
“Bandara Ngurah Rai memang ditutup, tetapi Bali tetap aman untuk dikunjungi,” kata Sutopo, Selasa (28/11/2017).
Penutupan bandara dilakukan karena adanya abu vulkanik yang mengganggu ruang terbang pesawat.
Untuk ke Bali, wisatawan atau warga dengan kepentingan lain bisa menempuh jalur darat dan laut, baik melalui Jawa Timur maupun Lombok.
Sebagai langkah antisipasi, warga diiimbau menyiapkan masker untuk pernapasan dan terus memantau perkembangan dari otoritas terkait.
“Selain bandara yang tutup, aktivitas lain masih berjalan sebagaimana mestinya,” kata Sutopo.
Sementara itu, pada kesempatan terpisah, Gubernur Bali I Made Mangku Pastika mengatakan, zona yang terancam bahaya langsung Gunung Agung hanyalah sebagian kecil wilayah di Bali.
Pada radius 8 km dan perluasan sektoral 10 km dari puncak, terdapat lebih kurang 22 desa. Padahal, di Karangasem terdapat 75 desa. Artinya, ada 50 desa yang aman.
Jika bicara pada wilayah Bali yang lebih luas, total di seluruh Bali terdapat 716 desa.
“Jadi, yang masuk zona bahaya itu cuma 20 dari 716 desa seluruh Bali. Di luar zona bahaya itu, ya, masih baik-baik saja,” kata Pastika. (Red)
sumber : kompas.com