katakepri.com, Tanjungpinang – Hari ini tahun ajaran baru sekolah dimulai. Baik sekolah Playgrup (PG), Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD). Sebagai orang tua, rata-rata mereka rela mengantar anak-anaknya masuk sekolah.
Seperti di SDN 002 Kecamatan Bukit Bestari. Para orangtua terlihat berada di luar gerbang menunggu anak-anaknya yang baru masuk sekolah. Tampak pula beberapa anak menangis karena melihat orangtuanya di luar pagar.
“Ikut mama pulang, nda mau sekolah,” kata seorang pelajar SDN 002 Bukit Bestari, Zizi (7) merengek minta pulang kepada gurunya.
Sang ibu yang biasa dipanggil Puji (32) mengaku sejak pagi anaknya semangat berangkat ke sekolah dan sarapan. Namun setibanya di sekolah, anaknya malah merengek minta pulang. “Ikut mama saja pulang, nda mau kalau mama ndak ikut masuk,” cerita ibu yang berhijab ini kepada katakepri.com, Senin (17/7).
Namun, meski jarak rumah dan sekolahnya hanya 500 meter, pantang baginya membawa anaknya pulang. “Ndak saya manjain, nanti besok besok nangis minta pulang,” tambah puji.
( Para wali murid menunggu anak-anaknya yang baru masuk masuk di SDN 002 Bukit Bestari)
Sementara Narti wali murid yang rumahnya di kawasan hutan lindung, menuju ke SDN 002, yang jaraknya sekitar 2 Km. Dia dan Ari, suami mengantar anaknya sekolah mengendarai sepeda motor.
“Saya sama suami mengantar anak saya ke sekolah di SD ini. Sekalian pingin tahu anaknya nangis apa tidak, alhamdulillah anaknya tidak cengeng,” kata Narti.
Narti beralasan menyekolahkan anaknya ke Sekolah yang jaraknya 2 Km, karena dirinya belum tempat tinggal yang menetap. “Saya kos di di hutan lindung. Belum tentu nanti saya tinggal di sana terus,” ujarnya.
Ia menambahkan, memilih ke SDN 002 Bukit bestari, karena keluarganya memiliki identitas kependudukan sebagai warga di Kecamatan Bukit Bestari.
“KTP masih alamatnya disini,” terangnya.
Selain pasangan Narti dan Ari, hari pertama sekolah banyak orang tua, terutama ibu-ibu juga mengantar anaknya sekolah. Namun, mereka tidak bisa menemani anaknya hingga masuk kelas. Dan hanya menunggu di luar pintu gerbang. Para wali murid pun hanya bisa menyaksikan anaknya di luar pagar yang terkunci.
Sedangkan para siswa mulai dari kelas I sampai VI, tampak berdiri di halaman sekolah. Pihak sekokah memperkenalkan satu per satu para guru kelas I SD hingga wali kelas.
Semoga kedepannya gerakan mengantar anak ke sekolah menjadi budaya yang terus dilestarikan di masyarakat Kota Tanjungpinang. (Angga)