katakepri.com, Tanjungpinang –
Pemerintah Kota Tanjungpinang menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sudah ditambah. Selain kota budaya kini juga menjadi kota pendidikan. Hal ini disambut baik oleh berbagai kalangan, dalam upaya mewujudkan Tanjungpinang menjadi kota tujuan warga Kepri dan daerah luar bersekolah.
Seperti dituturkan, Noviliandri Fathir SH MH yang merupakan tokoh pemuda Tanjungpinang. Untuk memajukan Tanjungpinang, perlu penguatan ekonomi yang dapat dilakukan dari berbagai sektor. Termasuk pendidikan selain dari sektor lainnya yaitu pariwisata dan sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Jika sektor pendidikan digarap dengan baik, maka berpotensi memajukan perekonomian Kota Tanjungpinang. Tentu untuk mewujudkan ini, perlu perencanaan yang matang dan kemamuan untuk memulai. Perlu menyiapkan SDM yang berkualitas, fasilitas sarana dan prasarana yang memadai.
”Tentu butuh anggaran, tinggal bagaimana para pejabat untuk melakukan lobi-lobi ke pusat. Jadi selain support APBD Pemko juga ada bantuan dari APBN akan lebih baik,” ujar Fathir begitu sapaan akrabnya tersebut kepada Tanjungpinang Pos, belum lama ini. Ia sangat menyayangkan jika sektor pendidikan yang sudah ditetapkan sebagai RPJMD tidak di maksimalkan.
Mewujudkan ini, menurutnya tinggal komitmen dan pembahasan yang lebih fokus.
Misalnya mengalokasikan anggaran pembangunan gedung sekolah, ketersediaan sarana-prasarana kursi dan meja yang memadai. Disertai setiap sekolah memiliki komputer dan jaringan internet.
”Sekolah berbasis Informasi Teknologi (IT) kini memiliki nilai jual. Bahkan sudah dapat diterapkan dari jenjang SD sampai SMP yang memang kewenangan Pemko,” ungkap Head of HR, Legal and GA Sukajadi Batam tersebut. Perlu pembahasan dari berbagai pihak termasuk anggota DPRD dari komisi terkait, kepala dinas pendidikan dan kepala daerahnya. Mulai dari langkah pembangunan pendidikan yang bisa dilakukan setiap tahunnya.
Seperti pengadaan sarana komputer dan jaringan di setiap sekolah pada tahun 2018 atau penyediaan sarana dan prasarana lainnya.Jika sekolah-sekolah Tanjungpinang sudah memiliki kondisi bangunan yang nyaman untuk melaksanakan proses belajar-mengajar, disertai sarana lainnya akan menjadi daya tarik.
”Jika masih seperti sekarang akan tertinggal dengan daerah lain, seperti Batamm,” tuturnya. Padahal dulu, harus diakui orang-orang dari daerah lain memilih bersekolah di Tanjungpinang. Itu karena memiliki nilai jual lebih dari daerah lain, di masa itu. ”Sudah seharusnya sebagai ibukota provinsi, Tanjungpinang menjadi kota pendidikan,” tambahnya. (Red)