Sebanyak 239 Event Wisata Akan Digelar Dinas Pariwisata Kepri di Tahun 2022

Advertorial, 19 January 2022 kata Kepri

(Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepri, Buralimar saat hadiri kegiatan Bhakti Sosial di Hotel Comforta Tanjungpinang)

Katakepri.com, Tanjungpinang – Dinas Pariwisata Kepulauan Riau mencatat ada 239 event pariwisata yang akan dihelat di tujuh Kabupaten/Kota pada tahun ini.

Kepala Dispar Kepri, Buralimar menerangkan, ratusan event itu akan dilaunching Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pada awal bulan depan.

“Kita ada 239 event sampai saat ini, kita launching nanti pada Kementerian Pariwisata di awal Februari,” katanya, Senin (18/1/2022).

Di tahun ini, Dispar juga mengupayakan agar destinasi pariwisata baru dapat dibuka. Ini untuk menunjukkan adanya pertambahan destinasi baru di Kepri.

“Destinasi-destinasi baru juga kita arahkan untuk dibuka, walau destinasi sederhana, paling tidak ada pertambahan destinasi baru di Kepri,” terangnya.

Buralimar berharap agar Pemerintah Pusat segera membuka pintu masuk jalur laut bagi wisatawan asing untuk membangkitkan sektor pariwisata yang lesu sejak pandemi Covid-19.

Dispar optimis, sekitar 3 hingga 3,5 juta wisatawan asing akan berkunjung ke Kepri jika pintu masuk asing segera dibuka.

“Di 2019 itu 2 juta masuk, kalau pintu masuk Kepri dibuka, itu bisa 3-3,5 juta lah. Yang penting kita dari Kepri minta pelabuhan lautnya dibuka dulu, karena andalan kita pelabuhan laut,” imbuhnya.

Buralimar optimis agenda pariwisata 2022 dapat berjalan sesuai rencana, dengan catatan penyebaran COVID-19 tetap terkendali dan pintu laut dari Singapura ke Indonesia atau sebaliknya segera dibuka oleh pemerintah pusat.

“Dengan begitu, warga Singapura atau orang-orang yang biasa masuk ke Kepri melalui Singapura bisa berwisata kemari,” ujar Buralimar.

Nantinya, kalender pariwisata 2022 akan melibatkan pemerintah kabupaten/kota, asosiasi wisata, dan event organizer (EO). Untuk itu, Pemprov Kepulauan Riau secara khusus tidak ada menggelar kegiatan pariwisata tersendiri.

“Kami sifatnya hanya mendukung apa yang jadi kebutuhan penyelenggara pariwisata, dalam rangka pemulihan ekonomi dari dampak pandemi,” pungkas Buralimar. (*)