Katakepri.com, Tanjungpinang – Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kota Tanjungpinang, Rustam, menyampaikan perkembangan stunting di Tanjungpinang menunjukkan angka yang terus berubah dari waktu ke waktu.
Hingga saat ini tercatat 324 balita stunting dari 11.197 balita yang diukur pada bulan Agustus 2024 atau 2,9 persen. Dari jumlah tersebut, 12 balita stunting berada di Kecamatan Tanjungpinang Barat.
Kasus stunting per kelurahan tertinggi di kota Tanjungpinang adalah di Kelurahan Tanjung Unggat sebanyak 45 balita atau 7,4 persen, Kelurahan Kampung Bugis 32 balita atau 6,5 persen dan Kelurahan Pinang Kencana 80 balita atau 4,5 persen.
“Kita posisinya 15,2 persen, angka itu masih terendah di Kepri berdasarkan data dari peta angka stunting di Kepri tahun 2023,” ungkap Rustam, Senin (7/10/2024).
Ia menjelaskan, target pemerintah pusat adalah menurunkan angka stunting di bawah 14 persen, dengan menggunakan hasil survei status gizi Indonesia atau survei kesehatan Indonesia sebagai acuan.
Data stunting di Tanjungpinang bersumber dari penimbangan bayi dan anak yang dilakukan di posyandu.
Namun, seringkali terjadi underreporting, karena tidak semua bayi dan balita yang ada di masyarakat datang ke posyandu, sehingga mungkin saja masih ada anak yang tidak terdata.
“Karena itu, perlu selalu diverifikasi dan divalidasi kembali,” tutur Rustam.
Ia juga mengimbau masyarakat agar membawa anaknya ke posyandu secara rutin untuk memantau perkembangan gizi dan kesehatan anak secara berkala.
Kegiatan ini sangat penting untuk memastikan bahwa anak mendapatkan asupan gizi yang cukup dan terjaga kesehatannya.
Di posyandu, para orang tua dapat melakukan penimbangan dan pengukuran tinggi badan, serta mendapatkan penyuluhan tentang pola makan sehat dan kebiasaan hidup bersih.
“Dengan membawa anak ke posyandu, orang tua juga dapat berkonsultasi langsung dengan petugas kesehatan mengenai kebutuhan gizi anak dan langkah-langkah pencegahan stunting,” tambah Rustam. (*)