Katakepri.com, Tanjungpinang – Tepi Laut Tanjungpinang merupakan kawasan waterfront yang menawarkan pemandangan indah Selat Riau dan pulau-pulau sekitarnya. Membentang dari Jalan H. Agus Salim hingga Jalan SM. Amin, kawasan ini menjadi tempat populer bagi wisatawan dan masyarakat setempat. Terdapat beberapa ikon seperti Anjung Cahaya, Melayu Square, Tugu Gonggong, Laman Boenda, Taman Tugu Sirih, dan Gedung Pemerintahan Daerah yang menjadi daya tarik utama.
Tepi laut Tanjungpinang menjadi destinasi wisata yang menarik berkat keberagaman tempat dan bangunan di kawasan tersebut. Pengunjung dapat menikmati pemandangan indah, mengikuti berbagai acara, seperti festival budaya, konser musik, dan pasar malam. Pembangunan perluasan wilayah tepi laut telah dimulai sejak tahun 2000-an dan dilanjutkan pada tahun 2018 dengan proyek-proyek besar, seperti pembangunan jembatan yang menghubungkan Koarmada hingga Tugu Gonggong, dan pembangunan Taman Tugu Sirih sebagai tempat nongkrong favorit di Tanjungpinang.
Pembangunan di wilayah tepi laut Tanjungpinang telah memperluas dan menarik minat wisatawan, termasuk dengan adanya Tugu Daun Sirih Emas yang diresmikan pada 2020. Tugu ini menjadi ikon baru dan daya tarik wisata yang wajib dikunjungi. Pembangunan ini juga berdampak positif bagi warga setempat, khususnya pelaku UMKM yang dapat memanfaatkan lahan untuk berjualan. Kehadiran Tugu Daun Sirih Emas membuat Tanjungpinang semakin dikenal sebagai kota dengan keindahan alam dan budaya yang kaya. Wisatawan dapat menikmati pemandangan laut dan kuliner khas sambil berbelanja dari UMKM lokal. Pembangunan ini diharapkan dapat terus mengembangkan Tanjungpinang sebagai destinasi wisata yang menarik dan memberikan dampak positif bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat setempat.
Tepi laut Tanjungpinang sebagai destinasi wisata memerlukan penataan ruang bagi pedagang kaki lima agar terlihat rapi dan bersih. Saat ini, pedagang berjualan di area yang tidak teratur, mulai dari Gonggong hingga depan Gedung Daerah, setelah sebelumnya berjualan di tepi jalan yang kini menjadi tempat parkir. Keadaan ini menyebabkan kerumunan pedagang, kurangnya kebersihan, dan lingkungan menjadi kotor serta becek saat hujan. Oleh karena itu, penataan tempat berjualan di kawasan wisata tepi laut Tanjungpinang perlu segera dilakukan untuk menjaga keindahan dan kenyamanan pengunjung.
Pemerintah Kota Tanjung Pinang harus menata lokasi berjualan secara rapi dan terstruktur. Hal ini dapat difasilitasi oleh Pemerintah Kota Tanjung Pinang dan Dinas Koperasi Usaha Mikro melalui komunikasi yang baik dengan para pedagang. Kebersihan dan kerapian merupakan aspek penting dalam pembangunan ekonomi dan pariwisata, Komunikasi yang baik dan berkelanjutan antara pemerintah dan para pedagang di kawasan Tepi Laut Tanjungpinang sangat diperlukan. Pemerintah perlu menetapkan regulasi yang jelas dan bijaksana mengenai aktivitas perdagangan di area tersebut, seperti aturan kebersihan, pengelolaan sampah, pajak, dan perizinan usaha bagi pedagang kaki lima. Regulasi ini harus mendukung pertumbuhan UMKM lokal. Pemerintah juga harus responsif terhadap aspirasi dan kebutuhan wisatawan dengan menyediakan fasilitas umum yang memadai, serta mengadakan acara budaya dan wisata untuk menarik pengunjung.
Kolaborasi dan komunikasi intens antara pemerintah, pedagang, dan masyarakat menjadi kunci. Pemerintah dapat membentuk forum khusus untuk memfasilitasi dialog dan koordinasi antara semua pihak terkait. Dengan pendekatan partisipatif dan kolaboratif, diharapkan kawasan Tepi Laut Tanjungpinang dapat berkembang menjadi destinasi wisata yang bersih, tertib, aman, menarik, sekaligus sumber penghasilan berkelanjutan bagi pedagang dan masyarakat setempat. Dengan demikian, diharapkan kawasan wisata Tanjungpinang dapat semakin berkembang dan menarik minat wisatawan, sehingga dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat setempat. Dengan kerjasama yang baik antara pemerintah, pedagang, dan masyarakat, diharapkan Tanjungpinang dapat menjadi destinasi wisata yang lebih maju dan berkembang di masa depan.
Ditulis oleh: Khairul Sya’ban, Desmawati , Meylani Nursyaranti , Ilham Hidayat.
Mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan, Universitas Maritim Raja Ali Haji.