Memperkenalkan Urban Downhill kepada Penggemar MTB

kata kepri.com, Boyolali – Para penggemar olahraga mountain bike atau biasa disebut MTB diperkenalkan versi baru dari downhill, Urban Downhill. Seperti apa olahraga itu?

Olahraga downhill boleh dibilang tengah menjamur dalam beberapa tahun belakangan seiring meningkatnya hobi bersepeda di Indonesia. Bahkan Indonesia punya Risa Suseanty yang dijuluki Ratu Downhill-nya Tanah Air.

Namun, bukan hal mudah untuk melakukan olahraga itu mengingat risiko yang dihadapi cukup tinggi jika melihat trek yang dilalui. Tapi, bagi mereka yang ingin menjajal bagaimana rasanya downhill tanpa harus takut dengan risikonya, kini ada yang namanya Urban Downhill.

Kira-kira apa bedanya dengan Downhill yang selama ini dikenal sebagai balap sepeda menuruni bukit untuk mencari waktu tercepat?

Direktur Indonesian Downhill, Parama Nugroho, menjelaskan Urban Downhill adalah versi ringan dari disiplin Downhill yang selama ini dikenal. Urban downhill biasanya dilakukan di kawasan penduduk atau tempat wisata yang dikunjungi banyak wisatawan.

“Urban Downhill itu lebih ke light downhill, versi ringan dari olahraga downhill. Sama-sama mencari pembalap tercepat sampai ke finish, tapi Urban Downhill diadakan di tempat yang lebih mudah dijangkau, tujuannya untuk memperkenalkan downhill ke penggemar sepeda gunung (MTB),” ujar Nugroho dalam rilis kepada detikSport.

Tingkat kesulitan trek juga dibuat lebih ringan, dengan tantangan yang tidak terlalu sulit tapi tetap memberi peluang pada pebalap untuk menampilkan aksi terbaiknya. Hal ini sengaja dilakukan untuk meningkatkan partisipasi rider pemula.

Memperkenalkan Urban Downhill kepada Penggemar MTBUrban Downhill 2018 di Boyolali Jawa Tengah (dok.Indonesian Downhill)

Karena disebut sebagai versi ringan, trek di event Urban Downhill dibuat lebih pendek. Jika biasanya panjang trek adalah minimal dua kilometer untuk downhill reguler maka trek urban downhill rata-rata panjangnya hanya satu kilometer.

“Harapannya memang mereka yang tertarik dan baru saja menekuni sepeda gunung berani mencoba dan merasakan downhill,” sambung Nugroho.

Bagaimana dengan sepeda yang digunakan? Para pebalap tak perlu memacu sepeda dengan spesifikasi khusus downhill. Mereka bisa menggunakan sepeda jenis all mountain (AM) ataupun Freeride (FR) yang masih memiliki jarak kerja suspensi yang cukup panjang.

Namun, tak ada kompromi untuk urusan keselamatan di mana para pebalap tetap harus mengenakan secara lengkap mulai dari helm fullface, pelindung lutut dan siku, hingga pelindung badan dan leher.

Untuk lebih memperkenalkan olahraga ini, Indonesian Downhill bekerja sama dengan PB ISSI (Ikatan Sepeda Sport Indonesia) menggelar kompetisi 76 Indonesian Downhill 2018.

Memperkenalkan Urban Downhill kepada Penggemar MTBUrban Downhill 2018 di Boyolali Jawa Tengah (dok.Indonesian Downhill)

Seri pertama acara tersebut digelar di kawasan New Selo, Boyolali, Jawa Tengah, sejak Sabtu (31/3/2018). Treknya terletak di kaki Gunung Merapi yang dianggap bisa memacu adrenalin pecinta olahraga ekstrim, khususnya downhill di Indonesia.

“Karena ini versi ringan, kami ingin lebih memperkenalkan downhill sehingga kami buat treknya lebih menyenangkan meski tetap ada unsur memacu adrenalinnya. Seperti di New Selo ini, trek dibuat dengan rintangan yang sebenarnya tidak mudah, tapi asyik,” demikian Nunung. (Red)

Sumber : detik.com