Katakepri.com, Jakarta – Spinal cord injury atau cedera pada bagian tulang belakang adalah kerusakan sistem saraf medula spinalis.
Cedera ini bisa menyebabkan kecacatan serius, bahkan kematian. Kenali pengertian spinal cord injury beserta penyebab, gejala, dan penanganannya di bawah ini.
Pengertian Spinal Cord Injury
Dilansir dari situs RSA Universitas Gadjah Mada, spinal cord injury (SCI) adalah kerusakan sistem saraf di medula spinalis atau saraf tulang belakang atau sumsum tulang belakang. Sistem saraf medula spinalis ini memanjang dari area leher, ke area toraks, lumbal, dan sakral.
Menurut laman siloamhospital.com, keberadaan saraf ini sangat penting karena berfungsi untuk mengirimkan sinyal motorik dan sensorik dari otak ke organ tubuh lain. Maka, ketika saraf tulang belakang mengalami cedera, kondisi ini bisa mengganggu kemampuan gerak tubuh, baik ringan maupun berat.
Penyebab Spinal Cord Injury
Dilansir dari situs Mayo Clinic, spinal cord injury terjadi karena kerusakan pada tulang belakang, ligamen atau cakram tulang belakang, atau pada sumsum tulang belakang itu sendiri. Penyebabnya bisa karena kondisi traumatis maupun nontraumatis.
Berikut ini sejumlah penyebab umum terjadinya spinal cord injury.
1. Kecelakaan
Penyebab pertama adalah kecelakaan. Spinal cord injury atau cedera pada bagian tulang belakang sangat mungkin terjadi ketika mengalami kecelakaan mobil maupun sepeda motor. Hal ini terutama ketika tubuh terpental dan bagian tulang belakang mengenai benda keras.
2. Jatuh
Jatuh saat tidak berkendara pun bisa mengakibatkan spinal cord injury jika benturan mengenai tulang belakang. Hal ini rawan terjadi kepada lansia yang keseimbangannya sudah menurun.
3. Tindak Kekerasan
Orang yang menjadi korban tindakan kekerasan bisa juga mengalami spinal cord injury. Cedera tulang belakang akibat kekerasan ini bisa karena serangan benda tumpul, benda tajam, maupun tembakan.
4. Cedera
Cedera biasa terjadi pada atlet maupun orang yang sering berolahraga, terutama olahraga berat. Benturan dapat membuat tulang belakang cedera. Selain olahraga, aktivitas rekreasi yang bersifat ekstrem juga bisa membuat cedera.
5. Penyakit
Selain penyebab traumatis di atas, ada penyebab nontraumatis seperti penyakit. Beberapa penyakit yang bisa mengakibatkan spinal cord injury adalah kanker, radang sendi, osteoporosis, dan radang sumsum tulang belakang.
Faktor Risiko Spinal Cord Injury
Selain penyebab yang mendasarinya, ada juga beberapa faktor risiko yang membuat seseorang rentan mengalami cedera tulang belakang.
Laki-laki lebih banyak mengalami spinal cord injury daripada wanita.
Orang berusia 16 dan 30 tahun lebih banyak mengalami spinal cord injury..
Lansia lebih dari 65 tahun juga banyak mengalami cedera ini dengan penyebab jatuh.
Orang yang mengonsumsi alkohol juga terlibat 25 persen dari kasus spinal cord injury.
Melakukan aktivitas yang berisiko, seperti menyelam di air dangkal, olahraga tanpa menggunakan alat aman.
Gejala Spinal Cord Injury
Gejala spinal cord injury antara orang satu dan yang lain bisa jadi berbeda-beda karena bagian tulang belakang yang cedera juga mungkin berbeda. Berikut ini beberapa gejala umum, gejala darurat dan kapan harus dibawa ke dokter.
Gejala Umum
Orang dengan cedera tulang belakang bisa mengalami satu atau lebih tanda dan gejala umum berikut:
Kehilangan fungsi gerak
Kehilangan atau perubahan sensasi dalam merasakan panas, dingin, dan sentuhan
Mengalami aktivitas refleks atau kejang yang berlebihan
Kehilangan kontrol terhadap usus atau kandung kemih
Perubahan fungsi seksual, kepekaan seksual dan kesuburan
Sering merasakan sakit atau rasa menyengat akibat kerusakan serabut saraf di sumsum tulang belakang.
Mengalami sulit bernapas dan batuk.
Gejala Darurat
Beberapa tanda dan gejala darurat dari spinal cord injury antara lain sebagai berikut:
Nyeri punggung ekstrem atau rasa tertekan di leher, kepala, atau punggung.
Posisi leher atau punggung yang tak wajar, seperti bengkok
Rasa lemah, lumpuh atau sulit koordinasi antaranggota gerak.
Mati rasa, kesemutan atau kehilangan sensasi di organ gerak.
Sulit menjaga keseimbangan dan berjalan
Kehilangan kontrol terhadap kandung kemih atau usus
Gangguan pernapasan setelah cedera
Segera ke Dokter
Orang yang mengalami kemungkinan penyebab dengan gejala-gejala di atas, maka sebaiknya segera datang ke dokter untuk memastikan kondisinya. Sebab cedera tulang belakang tidak selalu langsung terlihat jelas.
Jika Anda atau keluarga Anda mengalami mati rasa atau kelumpuhan bisa langsung datang ke dokter. Rentang waktu antara cedera dan perawatan juga bisa berpengaruh pada tingkat keparahan dan kecepatan pemulihan.
Penanganan Spinal Cord Injury
Penanganan pertama kasus spinal cord injury tidak boleh sembarangan. Ketika Anda menemukan orang yang diduga mengalami cedera tulang belakang, seperti korban kecelakaan, maka harus melakukan tindakan dengan benar.
Beberapa langkah penanganan pertama pada cedera tulang belakang adalah sebagai berikut.
Kondisi sekitar pasien harus aman dan nyaman.
Jangan memindahkan posisi atau menggerakkan pasien secara berlebihan.
Minta pasien untuk diam
Hubungi ambulans terdekat
Pastikan bagian sekitar kepala dan leher terlindungi.
Berikut ini cara memberikan perlindungan area kepala dengan benar:
Berlutut di atas kepala pasien dengan posisi lengan memegang bahu kanan dan kiri pasien dengan pertahankan posisi lurus.
Beri kanan kiri tubuh pasien dengan bantal atau selimut untuk mengurangi risiko ketika pasien bergerak.
Tenaga medis yang sudah sampai di tempat kejadian akan memasang penyangga leher agar leher lebih stabil.
Petugas akan memasang papan keras long spine board atau scoop stretcher sebagai alas pasien agar tulang belakang stabil.
Jika pasien kecelakaan dalam posisi duduk di mobil, maka akan dipasang alat kendrick extrication device (KED) kemudian baru dipindah ke papan keras.
Jika pasien mengenakan helm, jangan lepaskan helm dengan sembarangan karena dapat memperparah kondisi cedera saraf tulang lehernya. Tunggu tenaga medis datang untuk melepas helm.
Nah, demikian tadi telah kita ketahui apa itu spinal cord injury yang merupakan cedera bagian tulang belakang. Penanganan pertama pada pasien ini harus tepat agar tidak menimbulkan keparahan. Semoga bermanfaat. (Red)
Sumber : detik.com