Katakepri.com, Jakarta – Setelah Kanada, Indonesia disebut berpeluang kedatangan dua tim negara besar pada saat menyelenggarakan FIBA World Cup 2023 pada Agustus mendatang.
Hal itu dipertegas Panitia Pelaksana FIBA World Cup 2023 Junas Miradiarsyah, saat ditanya kesiapan menyambut tim-tim negara peserta menjelang single event bola basket terbesar di dunia tersebut.
Seperti diketahui, 32 tim sudah memastikan kelolosannya untuk bermain di FIBA World Cup. Mereka ialah Filipina, Jepang, Angola, Australia, Brasil, Kanada, Tanjung Verde, China, Cote d’Ilvoire, Dominican Republic, Mesir, Finlandia, Prancis, Georgia, Jerman, Yunani, Iran, Italia, Yordania, Latvia, Lebanon, Lituania, Meksiko, Montenegro, Selandia Baru, Puerto Rico, Serbia, Slovenia, Spanyol, Sudan Selatan, Amerika Serikat, dan Venezuela.
“Kalau lihat susunananya, saya kemarin bicara dengan FIBA, bahwa Indonesia berpotensi kedatangan dua tim besar lagi jika melihat susunan 32 tim yang sudah ada,” kata Junas saat ditemui di kawasan Senayan, pada Kamis (9/3/2023).
Indonesia sendiri sudah memastikan akan mendatangkan tim Kanada, sementara sisanya baru akan ditentukan pada saat undian yang berlangsung di Manila pada 29 April. “Nanti akan ada dua grup yang main di Indonesia,” ujarnya.
Hal itu pun juga membuat Indonesia secara otomatis harus lebih bersiap dalam menyambut tim-tim negara tersebut. Terutama dalam aspek servis, hospitality, dan operation.
“Tapi ini kan timnya tidak akan jauh berbeda dengan FIBA Asia Cup tahun lalu, jadi seharusnya sudah punya pola. Tinggal menyesuaikan saja dengan ekspetasi negara yang berbeda. Sebagai contoh, Kanada mungkin punya requirement khusus, tapi kita belum tahu apa,” dia menejlaskan.
“Makanya, Mei ini akan ada rapat lagi dengan para negara peserta dengan kita sebagai negara penyelenggara, Indonesia, Filipina, Jepang, terkait kesiapannya. Selain itu, tentu mendengar ekspetasi dari mereka seperti apa. Jadi April dan Mei ini bisa dibilang sebagai titik krusial buat kami (tuan rumah) untuk tahu servise apa yang dibutuhkan (tim-tim peserta).”
“Termasuk keamanan. Kalau dari FIBA standarnya sama, meskipun ada pemain NBA. Kalaupun ada permintaan khusus biasanya datang dari negaranya, misalnya bawa security sendiri, atau untuk pemain ini minta akses sendiri. Tapi untuk sampai saat ini kami belum tahu,” Junas mempertegas. (Red)
Sumber : detik.com