katakepri.com, Jakarta – Facebook masih menjadi raja media sosial sejagat dengan Monthly Active Users (MAU) atau pengguna aktif bulanan 2,1 miliar sejak 31 Desember 2017. Namun, ada 10% di antaranya adalah akun palsu atau duplikat kloningan.
Sayangnya, 10% dari 2,1 miliar atau sekitar 200 juta akun tersebut beredar di pasar negara berkembang, salah satunya Indonesia. Begitu laporan kuartal Facebook yang dikutip detikINET dari BGR, Senin (6/2/2018).
“Pada kuartal keempat tahun 2017, kami memperkirakan ada akun duplikat yang mewakili sekitar 10% MAU di seluruh dunia. Kami percaya persentase akun duplikat lebih tinggi pada pasar berkembang seperti India, Indonesia dibanding pasar yang lebih maju,” tulis Facebook.
Sedangkan untuk Daily Active Users (DAU) atau pengguna aktif harian, rata-rata 1,4 miliar orang mengunakan Facebook setiap hari. Itu naik 14% dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya.
“Pengguna di India, Indonesia, dan Brasil mewakili sumber pertumbuhan utama DAU selama bulan Desember 2017, relatif periode yang sama tahun 2016,” sebut Facebook.
Mengenai akun duplikat atau palsu, Facebook menjelaskan akun itu dikelola oleh pengguna di samping akun utama miliknya. Akun tersebut bisa diperlukan untuk kebutuhan profil pribadi untuk entitas bisnis, organisasi, atau non-manusia seperti untuk hewan peliharaan. Selain itu, ada akun yang digunakan untuk tujuan melanggar persyaratan layanan, seperti spamming.
Angka akun duplikat di Facebook ini masih dalam perkiraan awal. Kemungkinan jumlahnya lebih besar atau lebih kecil pun bisa terjadi. Sebab masih kesulitan dalam mengukur bagaimana sebuah akun bisa disebut sebagai duplikat atau palsu.
“Perkiraan akun duplikat dan akun palsu berdasarkan dari tinjauan internal atas sampel akun yang terbatas dan kami memberikan penilaian yang signifikan dalam membuat keputusan ini,” kata Facebook. (Red)
Sumber : detik.com