Penyebab Pasar Kripto Mulai Berdenyut

Katakepri.com, Jakarta – Pasar aset kripto mulai berdenyut seiring dengan sinyal The Fed yang mengisyaratkan perlambatan kenaikan suku bunga acuan pada Desember 2022.

Penguatan juga terpicu oleh meredanya tekanan dari isu kebankrutan sejumlah bursa kripto. Berdasarkan data coinmarketcap.com, pukul 09.50 WIB, Rabu (7/12/2022), harga Bitcoin (BTC) menguat 0,34 persen selama sepekan terakhir dan menguat 0,08 persen dalam 24 jam yang bertahan di atas harga US$17.000 atau pada harga US$17.058.

Sementara itu, Ethereum (ETH) juga sedang bergerak sideways melemah 0,66 persen dalam sepekan. Adapun, altcoin-altcoin yang paling cemerlang selama sepekan terakhir di antaranya Axie Infinity (AXS), GMX, Synthetix, Trust Wallet Token yang masing-masing menguat 25,71 persen, 16,71 persen, 12,96 persen, dan 13 persen.

Timothius Martin, Chief Marketing Officer Pintu menerangkan secara keseluruhan pasar kripto relatif tenang dan berbagai exchange kripto di seluruh dunia dan juga Indonesia menunjukkan komitmen dan transparansi dalam mengamankan aset para penggunanya.

“Dengan demikian, perlahan kepercayaan masyarakat terhadap investasi aset crypto semakin membaik. Namun memang bayang-bayang resesi dan belum kondusifnya ekonomi secara global masih perlu kita waspadai bersama,” jelasnya, dikutip Rabu (7/12/2022).

Lebih lanjut, pasar ekuitas dan pasar kripto sepekan terakhir melambung dari imbas dari Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell yang mengisyaratkan bahwa The Fed akan memperlambat laju kenaikan suku bunga pada bulan Desember.

Hal tersebut memperkuat ekspektasi bahwa The Fed hanya akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis point (bps) dibandingkan perkiraan sebelumnya 75 bps, sebelumnya pasar telah melewati empat kali pergerakan suku bunga sebesar 75 bps secara berturut-turut dengan probabilitas tingkat suku bunga untuk berada di kisaran 4,25–4,5 persen mencapai 78 persen.

Berdasarkan informasi mengenai penurunan suku bunga tersebut ternyata memberikan dampak pada yield atau imbal hasil US Treasury (obligasi pemerintah yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan Amerika Serikat untuk membiayai belanja pemerintah federal sebagai alternatif dari pajak) 10 tahun jatuh ke dalam posisi terendah dalam 10 minggu.

Untuk US Treasury dua tahun jatuh ke posisi terendah yang sama dengan awal Oktober 2022. Adapun kurva imbal hasil tetap terbalik dan berada di -72,0 bps. Pasar menilai dan percaya bahwa kebijakan The Fed dapat diartikan bahwa resesi sudah semakin dekat dan tentunya dapat berimbas kepada harga cryptocurrency.

Desember Ini Pada pergerakan harga Bitcoin (BTC) sepekan lalu berhasil naik pada minggu ke minggu sebesar 3,2 persen dan bergerak pada kisaran harga US$17.000. Namun, investor masih perlu memperhatikan bahwa BTC perlu menembus resistance di harga US$18.000 untuk dapat keluar dari kisaran harga US$13.000 – US$17.000. (Red)

Sumber : detik.com