katakepri.com, Jakarta – Pro kontra adalah hal yang biasa terjadi termasuk di Twitter. Tak perlu emosi menanggapinya.
Demikian pesan para pengguna Twitter yang diundang ke acara #RameDiTwitter yang berlangsung di Estubizi Coworking Space, Jakarta Selatan, Rabu (6/12/2017).
Di acara ini, hadir musisi Addie MS, admin akun @CeritaTranspOL Yusman Firmansyah dan admin akun @infosuporter Arista berbagi pengalamannya.
Addie yang aktif mencuit melalui akunnya @addiems menceritakan pengalamannya, seiring semakin sering menggunakan Twitter, dirinya belajar bahwa di media sosial, seseorang harus melepaskan egonya.
“Dulu sih sensi ya, tapi semakin ke sini saya udah gak gitu lagi. Malah follower saya yang marah, kok diam aja kalau ada yang menyinggung misalnya,” papar Addie.
Suami dari Memes ini mengibaratkan dunia media sosial seperti kita akan naik pesawat. Ketika ada metal detector, pasti akan berbunyi. Semakin banyak benda mengandung bahan logam yang dibawa, banyak pula yang terdeteksi dan harus dicopot.
“Jadi di Twitter tuh ga usah bahwa harga diri, ego terlalu banyak. Misalkan, berasa gue maestro, gue senior, gue conductor. Dibawa enteng saja, agar kita bisa mendengar kritik dan masukan dari orang lain,” ujarnya.
Admin akun @CeritaTranspOL Yusman Firmansyah pun mengaku tak bisa menghindari terjadinya beda pendapat. Yang dia lakukan biasanya adalah berupaya menjadi penengah.
“Misalnya ketika kita membahas soal penggunaan kartu kredit layanan transportasi online, pendapatnya macam-macam. Kami lebih cari aman sih, berupaya meredam supaya ga berkembang jauh,” terangnya.
Lain lagi dengan admin akun @infosuporter Arista. Di akun yang dikelolanya, sebuah isu yang sedang bergulir panas justru bisa jadi bahan lucu-lucuan. Misalnya ketika tim sepakbola tertentu kalah pertandingan.
“Kita malah paling seneng kalau ada yang kalah diledek-ledekin. Jadi lebih buat becandaan. Ada sih yang serius dan biasanya yang lain pada ngingetin dengan nyindir ‘follower baru ya’. Gitu aja,” kelakarnya.
Ketiganya kompak menyebutkan beragam isu di Twitter harus dihadapi dengan kepala dingin. Apalagi jika sampai terjadi twitwar, tak perlu ikut-ikutan menjadi kompor. (Red)
Sumber : detik.com