katakepri.com, Jakarta – Instrumen atau alat investasi saat ini makin beragam. Mulai dari surat berharga, saham, properti hingga emas.
Kali ini perencana perencana keuangan, Aidil Akbar menjelaskan emas sebagai alat investasi alternatif dari investasi yang sudah Anda punya selama ini.
Aidil menjelaskan, sebenarnya emas bisa dijadikan sebagai pelengkap portofolio investasi pribadi anda. Jadi, misalnya anda telah memiliki sejumlah instrumen seperti reksa dana, saham atau properti dan emas bisa menjadi pilihan untuk melengkapi.
Hal ini karena, selama 5 tahun terakhir tidak mengalami penurunan. Kemudian emas adalah alat investasi yang likuid dan harganya terus mengikuti inflasi. Dan emas juga bisa dengan mudah dicairkan.
“Kalau emas itu kan ada barangnya, jadi kita pegang asetnya dan jelas. Sangat likuid kapan kita butuh bisa kita cairkan dengan cara dijual. Beda dengan investasi lain, properti misalnya, kita harus tunggu beberapa lama dulu kan,” kata Aidil saat dihubungi detikFinance, Selasa (24/10/2017).
Dia menjelaskan, untuk berinvestasi emas. Baiknya, anda menggunakan metode tabungan emas atau membeli langsung. Jangan menggunakan gadai emas, karena akan ada biaya-biaya yang dikenakan dalam proses kepemilikan.
Pembelian langsung juga akan memungkinkan anda mendapatkan harga yang lebih murah dan lebih cepat memegang aset likuidnya. Namun, juga harus disesuaikan dengan kemampuan, tak usah dipaksakan beli langsung.
“Tabungan emas adalah cara yang paling baik, karena hanya dengan Rp 200.000-300.000 setiap kali setoran. Beberapa bulan kemudian anda sudah bisa memiliki sejumlah gram. Kan kalau beli langsung memang agak berat, tabungan bisa jadi solusinya,” ujar Aidil.
Sebelum berinvestasi, menurut Aidil ada baiknya anda melakukan survei atau membandingkan harga cicilan tabungan emas atau memperhatikan pergerakan harga emas setiap harinya. Hal ini memungkinkan anda untuk memudahkan anda dalam memilih kapan waktu yang tepat untuk mengeksekusi pembelian emas.
Aidil menjelaskan, di tengah kondisi penurunan daya beli. Emas juga dinilai cocok untuk berinvestasi, karena saat ini orang cenderung menahan belanja akibat perlambatan ekonomi.
“Orang-orang tahan belanja karena ekonomi melambat, waktu yang pas untuk berinvestasi, termasuk emas yang bisa juga untuk jangka panjang. Meski return-nya tidak terlalu signifikan, tapi likuid dan asetnya ada di kita,” ujarnya. (Red)
sumber : detik.com