Mengenal Sholat Sunnah Istisqo

Katakepri.com, Jakarta – Salah satu sholat sunnah yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan ditujukan untuk meminta hujan adalah sholat Istisqo. Dari Abdullah bin Zaid Al Anshori RA berkata,

أن النبي صلى الله عليه وسلم خرج إلى المصلى ، فاستسقى فاستقبل القبلة ، وقلب رداءه ، وصلى ركعتين

Artinya: “Rasulullah SAW pergi ke mushola hendak sholat Istisqo (meminta hujan). Sebelum berdoa, lebih dulu beliau menghadap ke kiblat dan membalikkan jubahnya,” (HR. Muslim).https://5db5f589016cd9fff3cc3888b4677145.safeframe.googlesyndication.com/safeframe/1-0-38/html/container.html

Menurut kamus Lisaanul ‘Arab yang ditulis dalam buku Shalat-shalat Tathawwu’ karya David Muhammad, kata Istisqo mengandung arti permohonan meminta as-saqa atau diturunkannya hujan pada Allah SWT untuk sebuah wilayah atau penduduk tertentu.

Misalnya, ketika seseorang berada di tempat yang sumur atau aliran sungainya tidak bisa dipergunakan untuk minum, memberi minum ternak, atau tidak mencukupi kebutuhan lainnya. Inilah yang disebut dengan kondisi Istisqo yang menjadi penyebab sholat Istisqo.

Jadi, sholat Istisqo adalah sholat sunnah yang tujuannya untuk meminta hujan akibat kemarau panjang. Sholat ini hukumnya sunaah muakkad (sangat dianjurkan) apabila wilayah tersebut tengah terjadi kemarau seperti yang dilansir dari Kitab Fiqhul Islam wa Adillathuhu karya Syekh Wahbah Az Zuhaili.

Sholat sunnah Istisqo boleh dilakukan berulang kali sampai Allah SWT menurunkan hujan ke bumi.

“Karena Allah SWT menyukai orang-orang yang serius dalam berdoa,” tulis Syekh Wahbah dalam bukunya.

Hal ini didasarkan pada sebuah hadits dari Aisyah RA, ia berkata,

شكا الناس إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم قحوط المطر فأمر بمنبر فوضع له في المصلى ووعد الناس يوما يخرجون فيه

“Orang-orang mengadu kepada Rasulullah SAW tentang musim kemarau yang panjang. Lalu berliau memerintahkan untuk meletakkan mimbar di tempat tanah lapang. Lalu beliau membuat kesepakatan dengan orang-orang untuk berkumpul pada suatu hari yang telah ditentukan,” (HR. Abu Dawud No. 1173).

Selain itu, hadits yang dinukil dari Anas RA menyatakan bahwa Rasulullah SAW pernah meminta hujan kepada Allah. Kemudian, Rasulullah memberi isyarat berdoa dengan punggung kedua telapak tangannya ke langit.

Ketentuan Sholat Sunnah Meminta Hujan Akibat Kemarau

Dikutip dari buku Fikih Empat Madzhab Jilid 1 karya Syaikh Abdurrahman Al-Juzairi yang melansir dari Ensiklopedi Fiqh Empat Mazhab (al-Fiqh ‘ala Madzhahib al-Arba’ah, I/563), jumhur ulama menganjurkan imam sholat Istisqo untuk melakukan hal berikut ini, yakni:

  • Sebelum para jamaah sholat berangkat, imam memerintahkan mereka untuk banyak bertaubat, bersedekah, dan menyelesaikan setiap dosa kezhaliman.
  • Menurut mazhab Imam Abu Hanifah, Syafi’i, dan Ahmad, imam juga memerintahkan para jamaah untuk mengadakan perdamaian dengan musuh (negara kafir).
  • Imam memerintahkan para jamah sholat untuk berpuasa tiga hari, kemudian melaksanakan sholat Istisqo di hari keempat dengan berjalan kaki sesuai dengan mazhab Hanafiyah dan Syafiiyah.
  • Menurut pendapat tiga imama mazhab, imam sholat Istisqa dianjurkan keluar dengan memakai pakaian bekas. Sementara menurut Imam Hambali, imam lebih dianjurkan untuk mengenakan pakaian yang bagus saat hendak pergi sholat Istisqo. Sebagaimana yang dilakukan saat sholat Id.
  • Terakhir, imam dianjurkan untuk mengimbau para jamaah sholat Istisqo agar mengajak anak-anak, orang tua, orang jompo, binatang ternak, hingga bayi mereka dalam sholat. Menurut mazhab Hanafiyah dan Syafi’iyah, hal ini dilakukan untuk mengundang rahmat Allah SWT.

Sebaliknya, mazhab Hambali dan Malikiyah menyatakan bahwa anak-anak yang boleh diajak untuk sholat adalah anak-anak yang sudah tamyiz (bisa sholat dengan baik).

Untuk anak-anak yang belum bisa sholat, disebut makruh untuk diajak sholat sunnah meminta hujan akibat kemarau tersebut sebagaimana dimakruhkan membawa binatang.

Itulah penjelasan singkat mengenai sholat sunnah untuk meminta hujan akibat kemarau panjang atau yang kita kenal dengan sholat Istisqo. (Red)