Inspiratif! Jogja Nyah Nyoh “Mulai dari dilempar uang recehan sampai diapresiasi Hamengku Buwono X”

KataKepri.com, Yogyakarta – Jogja Nyah Nyoh menjadi gerakan masyarakat di Yogyakarta yang menambal jalanan berlubang. Sejak 2015 hingga kini, mereka sudah menjangkau banyak ruas jalan di empat kabupaten dan satu kota madya di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Koordinator Jogja Nyah Nyoh, Arditya Eka Sunu mengatakan gerakannya selalu melakukan survei lebih dulu untuk menambal ruas jalan berlubang. Caranya, kata dia, anggota Jogja Nyah Nyoh saat hendak berangkat kerja melintasi jalan yang berbeda saban harinya.

“Target kita ingin ada gregetnya gotong royong itu. Mau pemerintah apa bukan itu perlu bersama-sama,” ujar Arditya saat dijumpai di Jalan Yogyakarta-Solo, baru-baru ini.

Arditya mengaku ada sejumlah pengalaman yang berkesan selama ini. Ia mengisahkan, ketika awal menambal ruas Jalan Kaliurang di dekat kampus Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada. Di lokasi itu menjadi tempat awal mereka menambal ruas jalan.

“Karena banyak (ruas jalan berlubang), aksi (menambal ruas jalan berlubang) sampai empat kali ke sana,” ujarnya.

Kisah tak terduga lain terjadi ketika Jogja Nyah Nyoh menambal jalan berlubang di Jalan Imogiri Barat dekat Stadion Sultan Agung Bantul. Saat menambal, kata Arditya, pihaknya sempat bingung dan berpikir macam-macam saat banyak warga mengepung.

Diduga mau diamuk, namun sejumlah anggota Jogja Nyah Nyoh memberikan penjelasan kegiatan yang mereka lakukan.

Pengalaman lain saat menambal ruas jalan berlubang, ada pengendara mobil yang rela berhenti dari jarak kurang lebih lima meter. Pengendara tak berhenti, kisah Arditya, namun memberikan penerangan Jogja Nyah Nyoh yang sedang menutup ruas jalan berlubang, dan bahkan ikut mengaduk semen serta pasir.

Di samping sejumlah kisah itu, Jogja Nyoh Nyah pernah dilempari uang oleh pengendara di jalan. “Tapi beberapa teman (di Jogja Nyah Nyoh) langsung mengejar dan mengembalikan uangnya,” kata dia.

Kisah terakhir yang Arditya ceritakan yakni saat gerakan Jogja Nyah Nyoh dipanggil Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X pada Juni 2016. Dalam pertemuan itu, kegiatan mereka sempat dibenturkan dengan tugas menambal jalan berlubang yang merupakan kewenangam Dinas Pekerjaan Umum.

“Kita (Jogja Nyah Nyoh) malah diapresiasi (Gubernur DIY). Ditanyai motivasi dan konsep gerakannya apa,” ungkapnya.