Wan Siswandi Gelar Dialog Bersama Forum Anak Se-Kabupaten Natuna

Katakepri.com, Natuna – Pandemik COVID-19 telah berdampak besar pada kehidupan anak-anak di Indonesia. Setidaknya 12,5% dari kasus positif COVID-19 di Indonesia adalah anak usia 0-18 tahun, atau setara dengan 1 dari 8 orang yang terinfeksi (IDAI, Juni 2021). Tema tahun ini adalah “Anak Terlindungi, Indonesia Maju”, dengan tagline #AnakPeduliDiMasaPandemi. Hal ini disebut sebagai motivasi bahwa situasi pandemi tidak menyurutkan komitmen untuk tetap melaksanakan Hari Anak nasional (HAN) tahun ini secara virtual.

Senin, 26 Juli 2021, Pemerintah Kabupaten Natuna melakukan peringatan hari anak secara virtual dengan menggelar dialog bersama Forum Anak se – Kabupaten Natuna. Bupati Natuna Wan Siswandi yang hadir secara virtual pada kegiatan tersebut menyampaikan kita semua memiliki tanggung jawab yang sama untuk meningkatkan kepedulian kepada anak serta menciptakan lingkungan layak anak.

“Saya berterimakasih kepada Dinas Pemberdayaan perempuan yang telah melaksanakan kegiatan ini sebagai tindak lanjut dari kegiatan Nasional yang tentunya dalam masa masa seperti ini kita harus membatasi ceremony secara langsung, sehingga kita harus melakukan peringatan hari anak kali ini secara virtual. Tapi kita harap ini tidak mengurangi esensi serta makna dari peringatn hari anak itu sendiri. Saya harap kepada anak anak untuk terus bersabar dan memang kita butuh waktu untuk melalui fase fase sulit seperti ini, saya yakin bersama sama kita akan bisa melalui ini. Sekarang juga untuk melindungi anak anak kita juga sudah melakukan vaksinasi kepada anak usia 12- 17 tahun” jelas Wan Siswandi

Dalam kegiatan tersebut Forum Anak dari masing masing kecamatan melakukan dialog langsung dengan Bupati menyampaikan keluhan yang selama ini dirasakan selama menjadi pendidkan dalam masa pandemic. Wan Siswandi menyambut baik ide serta informasi yang disampaikan masing masing perwakilan Forum Anak Kecamatan.

“Saya sangat bangga sekali bagaimana anak anak Natuna mampu berfikir kritis dan membangun, saya melihat forum ini dapat dijadikan ruang diskusi dalam jangka panjang untuk menjadi wadah anak anak menyampaikan aspirasi secara positif dan mengemukan kendala yang ditemukan selama menjalani pendidikan. Sebagai kabupaten/kota layak anak pemerintah sangat menduduk anak anak untuk berani berbicara untuk memperjuangkan hak anak anak, yang perlu di garis bawahi adalah bagaimana kita bisa menggunakan ruang ruang seperti ini untuk menyampaikan ide ide dan kritik secara santun dan membangun. Seteleh mendengar aspirasi adek adek baik dari pendidikan, fasilitas pendidikan, akses internet dan jalan, serta angkutan sekolah. Pemerintah terus melakukan peninjauan serta evaluasi untuk memperbaiki agar dapat menciptakan kabupaten layak anak.” Jelas Wan Siswandi.

Ketua Forum Anak Natuna, Wan Akhirama yang juga hadir secara virtual pada kesempatan tersebut menyampaikan terimakasih kepada Pemerintah daerah yang telah menggelar dialog bersama forum anak, se- Kabupaten Natuna. Pada kesempatan tersebut juga wan Akhirama menyampakan tentang penyusunan program Suara Anak Kabupaten Natuna.

“Kami harap komitmen pemerintah terhadap tumbuh kembang anak dalam mendapatkan kehidupan dan pendidikan yang layak dapat terus ditingkatkan. Pada kesempatan ini kami juga telah melakukan penyususan program suara anak, penyusunan program ini disusun berdasarkan permasalahan anak yang kita temukan dilapangan dan kemudian kita masukan pada sebelas point utama dalam pembangunan yang berfokus pada hak anak. Sebelas hak yang masuk dalam perencanaan kerja suara anak Natuna diantaranya : Hak Sipil dan kebebasan, Hak kesehatan dan kesejahteraan, Kurangnya dokter anak didaerah pulau terluar, Pendidikan waktu luang, dan beberapa turunan hak lainnya” jelas Wan Akhirama.

Pemerintah berharap aspirasi yang diberikan anak anak melalui dialog ini dapat menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah untuk melakukan pemenuhan terhadap hak anak dan meningkatkan kabupaten/kota yang layak serta ramah anak. Pemerintah akan menjadikan dialog sebagai agenda rutin sebagai bentuk partisipasi anak dalam pembangunan daerah. (Red/Hum)