Cara Memastikan Oximeter Masih Berfungsi atau Mulai Rusak

Katakepri.com, Jakarta – Di tengah pandemi COVID-19, punya oximeter penting untuk mengukur saturasi oksigen. Namun tidak kalah penting, pastikan oximeter masih berfungsi dengan baik.

Mengukur saturasi oksigen dengan oximeter penting dilakukan karena COVID-19 kerap disertai happy hypoxia. Fenomena unik ini menyebabkan saturasi oksigen atau kadar oksigen dalam darah berkurang tanpa disadari karena tidak disertai sesak napas.

Masalahnya, akurasi oximeter kadang-kadang meragukan. Kadang-kadang hasil pembacaannya tidak konsisten, lalu di lain waktu malah tidak berubah sama sekali meski dipakai orang lain.

Bagaimana memastikannya? Simpel saja, praktisi kesehatan dari Siloam Hospital Karawaci dr Vito A Damay, SpJP menyarankan untuk dicoba ke beberapa orang. Baik saturasi oksigen maupun pulse atau denyut nadi seharusnya tidak sama persis saat dipakai orang lain.

“Harusnya tiap orang pasti berbeda,” kata dr Vito saat dihubungi detikcom.

Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan aktivitas tertentu, yang secara teori akan meningkatkan pulse atau denyut jantung. Misalnya naik tangga 3-4 tingkat, atau jogging kira-kira 15 menit.

“Pasti detak jantung juga meningkat sehingga angkanya akan beda,” jelas dr Vito.

Untuk diketahui, oximeter yang beredar di pasaran umumnya punya fitur standar untuk membaca pulse atau denyut nadi. Meski tidak secara langsung berhubungan dengan saturasi oksigen, pembacaan denyut nadi bisa mengindikasikan apakah oximeter secara umum masih berfungsi dengan baik atau tidak.

Sempat viral pula, cara memastikan oximeter berfungsi dengan baik adalah dengan tes pensil. Jika yang dimasukkan adalah pensil dan bukan jari manusia, tetapi tetap keluar angkanya, maka kemungkinan oximeter tersebut ‘palsu’ atau terganggu fungsinya.

Menurut dr Vito, tips tersebut ada benarnya. Tetapi perhitungkan juga kemungkinan lain, misalnya hasil pengukuran sebelumnya masih tersimpan di display alias belum ter-reset.

“Jadi coba di-reset atau turn off dulu, baru turn on lagi. Harusnya kalau bukan jari manusia pasti undetected tidak keluar angka,” pungkas dr Vito. (Red)

Sumber : detik.com