Katakepri.com, Jakarta – Teori virus Corona bocor atau bahkan dibuat di laboratorium Wuhan Institute of Virology (WIV) terus bergaung. Pemerintah Amerika Serikat khususnya, menganggapnya serius dan intelijen menginvestigasinya. Sebagian ilmuwan pun berpendapat teori itu tak bisa dikesampingkan.
“Tidak mungkin untuk menyatakan apakah evolusi terakhir (COVID-19) terjadi di sebuah laboratorium atau bertempat di alam,” cetus profesor Stanford dan ahli mikrobiologi, David Relman.
Famili terdekat dari COVID-19 memang ditemukan sekitar satu dekade lalu di gua selatan China. David menyebut hipotesis kebocoran dari lab benar-benar kemungkinan yang masuk akal. Apalagi lab Wuhan menyimpan banyak jenis virus Corona dari kelelawar, termasuk yang ditemukan di gua itu.
“Mereka tidak hanya mempelajari virus tersebut. Mereka sebenarnya mengumpulkan sampel dari alam dalam jumlah terbesar dan keragaman yang terbesar pula dari tempat manapun di Bumi ini,” katanya seperti dikutip detikINET dari CBS, Jumat (2/7/2021).
Di pihak lain, Dr Anthony Fauci selaku penasihat medis presiden Amerika Serikat Joe Biden belum lama ini juga menyatakan teori virus Corona berasal dari lab perlu diinvestigasi. Padahal dia sebenarnya meyakini COVID-19 terbentuk di alam. “Kami selalu berkata teruslah berpikir terbuka dan terus mencari,” ujarnya.
Pemerintah China sendiri berang dengan teori tersebut dan menilainya sebagai pengalih perhatian karena dan bermotif politis. Sedangkan pihak WIV berulangkali pula membantah teori virus Corona berasal dari laboratorium mereka, apalagi sejauh ini tak ada bukti sahihnya. China tampaknya mendapat dukungan dari seorang ilmuwan Barat.
Beberapa hari lalu, Danielle Anderson, ilmuwan asing yang pernah bekerja di WIV, sangsi virus Corona bocor dari lab tersebut dan kemungkinan penyakit ini berasal dari alam. Namun demikian, ia mengaku tak bisa sepenuhnya menyangkal adanya potensi kebocoran.
Anderson yang meneliti virus kelelawar berada di lab Wuhan pada November 2019 sebagai satu-satunya peneliti asing, saat virus Corona menjelang menjadi wabah. Belum lama ini, Wall Street Journal menulis laporan bahwa beberapa periset di WIV sakit serius pada akhir 2019, menimbulkan kecurigaan bahwa mereka terpapar Corona paling awal.
Namun Anderson punya pendapat sendiri. “Jika ada periset sakit, saya berasumsi akan sakit juga tapi saya tidak sakit. Saya dites Corona di Singapura sebelum divaksin dan tidak pernah menderita penyakit itu,” cetusnya dalam wawancara dengan Bloomberg. (Red)
Sumber : detik.com