Berikut Waktu Berjemur yang Terbaik

Katakepri.com, Jakarta – Waktu terbaik untuk berjemur masih menjadi perdebatan hingga saat ini. Pasalnya, memilih waktu berjemur yang tepat memang diperlukan agar sinar matahari justru tidak memberikan dampak buruk.

Menurut dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, dr Adria Rusli, SpP(K), berjemur di pagi hari memang berdampak baik, beberapa di antaranya adalah untuk membunuh kuman dan memberikan vitamin D bagi tubuh.

“Berjemur itu kan sebenarnya, pertama mungkin bisa membunuh kuman-kuman yang ada di sekitar kita. Kedua membentuk pro vitamin E yang ada di tubuh kita menjadi vitamin D dengan bantuan sinar matahari,” jelas dr Adria, Jumat (18/6/2021).

Saat ingin berjemur, dr Adria menyarankan melakukannya di pagi hari antara pukul 07.00 atau 07.30 selama 30 menit hingga 1 jam saat matahari belum terlalu panas. Pasalnya, berjemur ketika matahari sudah panas berisiko merusak kulit dan membuat tubuh menjadi dehidrasi.

“Biasanya paling bagus itu setengah jam sampai satu jam. Dengan catatan jangan terlalu panas juga, nanti kulit kering, jadi dehidrasi, atau merusak kulit. Normalnya jam setengah tujuh, jam tujuh sampai setengah delapan cukuplah,” lanjutnya.

Hal senada juga disampaikan oleh dokter spesialis kulit dan staf pengajar di Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK UNPAD/RS Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, dr R. M. Rendy Ariezal Effendi, SpDV, yang mengatakan berjemur bisa membantu tubuh mendapatkan vitamin D yang baik bagi daya tahan tubuh, tetapi juga bisa berdampak buruk.

dr Rendy menjelaskan dampak buruk berjemur berisiko dialami apabila sinar matahari sudah terlalu panas, seperti saat sudah memasuki pukul 10.00 WIB yang bisa mempengaruhi kesehatan kulit. Ini berlaku terutama jika berjemur dilakukan tanpa menggunakan tabir surya terlebih dahulu.

“Kalau tujuannya untuk mendapatkan vitamin D, anjuran berjemur di atas jam 10 bisa saja dilakukan. Tapi dari sisi kesehatan kulit, ada risikonya. Risikonya antara lain bisa flek atau tanning kalau tanpa pelindung seperti sunblock,” ujar dr Rendy kepada detikcom.

“Selain itu, paparan sinar UVB yang terus menerus dan berlebihan tanpa proteksi dapat meningkatkan risiko kanker kulit di kemudian hari,” tambahnya. (Red)

Sumber : detik.com