Biaya Sekolah, Pilih Nabung Apa Investasi?

Katakepri.com, Jakarta – Sekolah atau pendidikan anak memakan biaya yang cukup besar. Maka dari itu, para orang tua mesti menyiapkan biaya tersebut sedini mungkin.

Tak dipungkiri, untuk menyiapkan dana masa depan ini para orang tua kerap kebingungan, apakah ditabung atau diputar lewat investasi.

Perencana keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho menjelaskan, pada prinsipnya hukum investasi ialah high risk high return yang artinya investasi yang berisiko tinggi berpotensi imbal hasil yang tinggi juga.

Dia bilang, untuk yang memiliki risiko tinggi namun menawarkan imbal hasil yang tinggi ialah saham. Produk tersebut biasanya untuk jangka panjang.

“Atau misalkan risikonya lebih rendah bisa masuk ke reksa dana. Kalau memang waktunya di atas 5 tahun reksa dananya bisa pilih yang pasar saham,” katanya kepada detikcom, Minggu (13/6/2021).

Ada juga reksa dana pasar uang. Investasi ini biasanya untuk jangka waktu yang relatif pendek.

Sementara, untuk produk yang risikonya minim namun imbal hasilnya tidak terlalu besar ialah menabung dengan dipotong secara otomatis. Langkah sebagai cara untuk mendisiplinkan para orang tua untuk mempersiapkan biaya sekolah.

“Kayak produk perbankan yang tiap bulan didebet secara otomatis menurut saya kalau pertumbuhan nilai investasinya mungkin nggk tinggi, tapi kalau dibilang aman, aman banget karena produk banking berupa tabungan. Itu lebih mendisiplinkan orang tua sih karena dia harus nabung jangka panjang,” ujarnya.

Ada juga produk asuransi pendidikan. Produk ini mengamankan biaya pendidikan jika suatu ketika pencari nafkah tak bisa memenuhi biaya pendidikan.

“Istilah kata ada, tidak ada pencari nafkah orang tadi yang dijanjikan tiap masuk SD, SMP, SMA kuliah tetap dibayarkan sama si asuransi pada si anak ini tadi,” katanya.

Jadi sudah tau mau persiapkan biaya sekolah anak dengan cara apa? (Red)

Sumber : detik.com