Katakepri.com, Tanjungpinang – Kepala Bidang Sejarah dan Cagar Budaya (Kabid SCB) di Dinas Kebudyaan dan Pariwisata (Disbudpar) Tanjungpinang, Wimmy Hidayat, meminta Said Ahmad Syukri dan kawan-kawan untuk membersihkan Benteng Bukit Penggawa salah satu situs sejarah di Pulau Penyengat.
Hal ini dikatakan Wimmy menjawab permintaan Wakil Ketua DPD Perkumpulan Anak Tempatan (Perpat) Kota Tanjungpinang, Said Ahmad Syukri sebelumnya yang meminta dinas terkait dalam hal ini bidang SCB Disbudpar Tanjungpinang memperhatikan Benteng Bukit Penggawa salah satu situs sejarah di Pulau Penyengat itu.
“Suruh anak-anak Perpat tu lah. Joni tu, (nama panggilan Said Ahmad Syukri Red) kalau dia memang peduli sama cagar budaya di Penyengat,” ucapnya.
Berita sebelumnya : https://katakepri.com/2021/06/11/benteng-bukit-penggawa-salah-satu-situs-sejarah-melayu-di-pulau-penyengat-kurang-diperhatikan-dinas-terkait/
Dengan lantang Wimmy mengakui jika memang situs sejarah yang termasuk dalam salah satu cagar budaya itu kondisinya kini tidak terawat alias dipenuhi dengan lumut dan semak belukar.
“Kalau kondisinya semak, iya, karena belum ada pembersihan. Dan, di situ juga belum ada juru pelihara (Jupel) nya,” kata Wimmy.
“Kondisi keadaan itukan bukan sejak saya menjabat sebagai Kabid SCB saja melainkan sudah berlangsung lama. Sayapun tak tahu kenapa sampai hari ini belum diperhatikan,” sebut Wimmy.
Namun walau bagaimanapun menurut Wimmy, ia selaku Kabid SCB akan tetap berupaya untuk melestarikan cagar budaya yang ada di Pulau Penyengat itu semampunya.
“Salah satu caranya, kami minta bantuan dari Dinas Kebudayaan Provinsi Kepri untuk meletakkan jupel di tempat tersebut, dan itu telah kami ajukan di tahun 2020 kemarin. Namun hingga kini belum ada kejelasannya,” sebut Wimmy.
“Mudah-mudahan di tahun 2022 nanti ada perhatian dari Provinsi untuk membantu kami melestarikan cagar budaya yang ada di Penyengat maupun di Tanjungpinang,” ucap Wimmy.
Wimmy mengungkapkan alasannya meminta bantuan ke Disbud Provinsi Kepri. Dimana, kata Wimmy, semua ini lantaran Disbudpar Kota Tanjungpinang dalam hal ini Bidang SCB kekurangan anggaran perawatan.
“Karena keterbatasan anggaran maka kita minta bantuan ke Disbud Provinsi Kepri karena dilokasi itu bukan hanya untuk tenaga jupel aja, tetapi bisa dalam bentuk pengamanannya seperti pembuatan pagar. Diperkirakan anggaran yang kite butuhkan untuk itu ratusan juta,” tandas Wimmy. (Angga)