Ini Keutamaan Tawadhu

Katakepri.com, Jakarta – Dalam Islam, Tawadhu diartikan sebagai sikap yang rendah hati. Lalu, apa keutamaan dari penerapan sifat tawadhu dalam kehidupan sehari-hari?

Secara bahasa, arti dari tawadhu adalah ketundukan dan rendah hati. Asal katanya berasal dari Tawaadha’atil ardhu yang berarti tanah itu lebih rendah daripada tanah di sekelilingnya.

Memiliki sifat tawadhu berarti merasa diri kita orang biasa, sekalipun memiliki banyak kelebihan. Dengan sifat tawadhu pun kita senantiasa akan merendahkahkan diri kepada Allah dan tidak berbuat semena-mena atau memandang remeh terhadap sesama.

Ciri-ciri orang yang memiliki sifat tawadhu adalah dia tidak suka atau tidak berambisi menjadi orang terkenal, berkenan bergaul dengan fakir miskin dan bahkan tulis mencintai mereka, menjunjung tinggi kebenaran, serta bersedia membantu orang lain.

Allah pun berfirman dalam QS. Al-Furqan: 63 bahwa Allah mengasihi hamba-Nya yang bersifat tawadhu.

وَعِبَادُ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى ٱلْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ ٱلْجَٰهِلُونَ قَالُوا۟ سَلَٰمًا

Bacaan latin: Wa ‘ibādur-raḥmānillażīna yamsyụna ‘alal-arḍi haunaw wa iżā khāṭabahumul-jāhilụna qālụ salāmā

Artinya: “Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan ‘salam,'”

Sebaliknya, sifat sombong merupakan lawan dari tawadhu . Perumpamaan orang yang memiliki sifat somnong dalam buku yang ditulis oleh Salim ‘Id Hilali dengan judul Hakikat Tawadhu dan Sombong, terlihat sebagai orang yang selalu meninggikan badannya untuk menggapai bangunan yang tinggi.

Sebagaimana dalam firman Allah dalam QS. Al-Isra’ ayat 37 yang berbunyi:

وَلَا تَمْشِ فِى ٱلْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّكَ لَن تَخْرِقَ ٱلْأَرْضَ وَلَن تَبْلُغَ ٱلْجِبَالَ طُولًا

Bacaan latin: Wa lā tamsyi fil-arḍi maraḥā, innaka lan takhriqal-arḍa wa lan tablugal-jibāla ṭụlā

Artinya: “Dan janganlah kalian berjalan di bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kalian tidak akan dapat menembus bumi dan tidak akan mampu menjulang setinggi gunung.”

Penerapan sifat tawadhu yang dibenarkan tamalluq. Islam memerintahkan umatnya untuk berendah hati, namun bukan untuk berendah diri.

Berikut rangkuman keutamaan tawadhu dalam penerapan sehari-hari:

1. Diangkat Derajatnya

Allah SWT akan memuliakan dan mengangkat derajat orang-orang yang tawadhu sehingga manusia pun menghormatinya.

Dalam sebuah sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ

“Dan tidaklah seorang bertawadhu dengan niat semata-mata hanya karena Allah SWT, melainkan Allah Azza wa Jalla akan mengangkat derajatnya.” (HR. Muslim)

2. Tawadhu Menghindarkan dari Perilaku Aniaya

Dengan tawadhu, orang Islam tidak akan menjadi sombong dan berlaku tidak adil dengan orang lain. Diriwayatkan dalam hadits Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

وَإِنَّ اللَّهَ أَوْحَى إِلَىَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ وَلاَ يَبْغِى أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ

“Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian bertawadhu, sehingga kalian tidak merasa bangga diri lagi sombong terhadap orang lain dan tidak pula berlaku aniaya terhadap orang lain.”

3. Menghindarkan Diri dari Sifat Sombong

Tentu saja dengan menerapkan sifat tawadhu dalam kehidupan sehari-hari, kita akan senantiasa terhindarkan dari sifat sombong.

Semoga detikers bisa menjadi salah satu orang yang tawadhu ya! (Red)

Sumber : detik.com