Gara-gara Minyak Tanah, Asisten 2 Bagian Ekonomi Pemkab Lingga dan Mahasiswa Saling Tuding.

(Asisten 2 Bagian Ekonomi Pemkab Lingga, Yusrizal)

Katakepri.com, Tanjungpinang – Ikatan Mahasiswa Kabupaten Lingga (IMKL) Kota Tanjungpinang mengecam keras tindakan oknum Asisten 2 Bagian Ekonomi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lingga karena anti kritik.

“Saya sangat kecewa melihat Perlakuan dari seorang Asisten Ekonomi yang mengintimidasi Mahasiswa berinisial R dengan menyebut stress/gile, Hal ini merupakan salah satu tindakan yang tidak sewajarnya dilakukan oleh salah satu oknum pejabat Pemerintah Daerah kepada salah satu Mahasiswa melalui via telfon,” ucap Ketua IMKL Kota Tanjungpinang, Ramadhani, Kamis (30/07).

Menurut Dani, seharusnya Asisten 2 tidak bersikap menyerang seperti itu mengingat, Mahasiswa merupakan aset bangsa yang salah satu tugasnya mengkritik dan mengontrol jalannya roda pemerintahan.

“Saya selaku Mahasiswa merasa tidak layak seorang pejabat pemerintah melakukan hal seperti itu kepada Mahasiswa karena itu bukan mencerminkan contoh yang baik,” ujar Dani.

Dani selaku Ketua IMKL kembali menegaskan bahwa Ia dan seluruh pengurus IMKL mengecam keras tindakan represif yang di lakukan oknum Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lingga, dalam hal ini Asisten 2 bagian ekonomi kepada Mahasiswa itu.

“Saya meminta kepada pak Bupati Lingga untuk mencopot pejabat pemerintah yang anti dengan kritik. Kritik ini kami lakukan karena kami menilai asisten 2 tidak ada fungsinya dalam menjalankan tugas,” ujar Dani.

Dani merasa kesal dan mempertanyakan peran Asisten Ekonomi tersebut mengingat kelangkaan Minyak tanah kembali terulang di beberapa wilayah Kabupaten Lingga saat ini.

“Kemaren sudah jelas bahwa pembagian minyak tanah dilakukan dengan menggunakan kupon agar kelangkaan minyak tanah dapat teratasi, lah kok sekarang jadi langka. Jadi, kupon tersebut untuk apa? Apakah hanya untuk sebuah pencitraan politik???,” ucap Dani kesal.

(ketua Ikatan Mahasiswa Kabupaten Lingga Kota Tanjungpinang, Ramadhani)

Sementara itu ditempat dan jam terpisah, melalui sambungan telfon, Asisten 2 Bagian Ekonomi, Yusrizal menampik tuduhan yang dilayangkan kepadanya. Ia merasa sangat kesal hanya karena persoalan minyak tanah, dirinya dianggap tidak pernah bekerja.

“Saya sebut begitu karena mereka terus-terusan mengatakan saya tidak pernah turun lapangan, kerja. Bahkan, Mahasiswa R (Inisial) tersebut menyuruh saya tidak usah kerja lagi karena udah tua, mau mati,” katanya.

Padahal, kata Yusrizal, persoalan sebenarnya yang mengakibatkan terjadinya kelangkaan minyak tanah tersebut Ialah rusaknya kapal pengangkut serta belum keluarnya sertifikat izin.

“Buktinya hari ini persoalan kelangkaan minyak tanah sudah selesai, semua sudah terpenuhi,” pungkasnya. (Angga).