Katakepri.com, Tanjungpinang – Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tanjungpinang, Teguh Ahmad Syafari yang juga anggota Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di Kota Tanjungpinang tidak tahu menahu tentang adanya beras bantuan gratis sebanyak 100 ton dari pemerintah pusat melalui Bulog.
“Biar Kadisnya yang jawab ya,” ucapnya singkat, di Hotel Aston.
Sementara itu yang bersangkutan Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Tanjungpinang, Amrialis menyampaikan bahwa penggunaan beras bantuan pemerintah pusat tersebut kewenangannya tidak serta-merta sepenuhnya dipegang Dinsos. Kepala daerah selaku pemegang kendali dinilainya ikut terlibat melalui surat perintahnya.
“Sementara surat tugas dari tim gugus ada tak?, kemudian data penerimanya juga ada tak?. Yang berhak itu tim gugus (Walikota dan Sekda), namun sampai sekarang surat tugas penggunaan beras dari Walikota ke saya kan tak ada,” ucap Amrialis dengan nada lantang, Senin (20/07) di Kantornya.
Amrialis juga beralasan, tidak menggunakan beras bantuan dari pemerintah pusat pada bantuan sosial paket sembako tahap I dan II itu lantaran jumlahnya yang tidak mencukupi.
“Kalau kita gunakan yang gratis itu tentu tidak cukup. Yang tadinya satu orang 5 kilo menjadi 2,8 kilo perorang. Selain itu anggaran untuk biaya transportasi, pengepakan dan pembingkisan juga kita tidak ada,” kata Amrialis.
Lagi pula, lanjut Amrialis, didalam Peraturan Menteri Sosial (Permensos) No. 22 tahun 2019 tertera prosedur dan mekanisme penggunaan cadangan beras bantuan dari pemerintah yang bisa digunakan pada saat pemulihan atau pasca bencana.
“Meskipun kemaren tidak digunakan, nanti atau tahun depan pun masih bisa digunakan, karena penggunaanya bisa saat pasca bencana,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan Badan Urusan Logistik (Bulog) merasa aneh dengan Pemerintah Kota Tanjungpinang karena tidak dilibatkan dalam pelaksanaan Bantuan Sosial (Bansos) yang dikemas dalam bentuk paket sembako tahap I dan II beberapa waktu lalu.
Sementara bentuan beras sebanyak 100 ton gratis untuk masyarakat terdampak dari pemerintah pusat masih tersimpan rapi di Gudang Bulog sampai saat ini. (Angga)