Katakepri.com, Melion Park – CEO Facebook Mark Zuckerberg mengaku khawatir negara-negara lain akan mencoba meniru gaya pendekatan China dalam mengatur internet.
Dalam sesi wawancara virtual dengan Komisaris Industri Uni Eropa Thierry Breton, Mark menilai China belum sepenuhnya menerapkan asas demokrasi dalam dunia internet. (Baca juga:
“Sejujurnya, saya pikir ada model yang mirip dengan negara-negara seperti China yang cenderung memiliki nilai yang sangat berbeda dari negara-negara Barat yang lebih demokratis,” ujar Zuckerberg dikutip dari The Verge, Rabu (20/5/2020).
Pernyataan tersebut menjadi contoh terbaru yang keluar dari bos raksasa media sosial mengenai risiko omodel internet CHina yang menyebar di seluruh dunia.
Ia membuat komentar serupa tahun lalu dengan mengatakan penting untuk tidak membiarkan China menetapkan aturan untuk internet, dan menimbulkan ketegangan di antara karyawan Facebook yang merupakan warga negara China.
Facebook berharap bahwa pesan kebebasan berbicara akan menyebabkan regulator melihat perusahaan sebagai sekutu, dan bukan sebagai target untuk regulasi yang lebih ketat.Baca juga:
Sejalan dengan itu, Zuckerberg memuji Peraturan Perlindungan Data Umum (GDPR) Uni Eropa, yang menerapkan perubahan untuk bagaimana Facebook, Twitter, Google, dan perusahaan internet lainnya mengumpulkan data pengguna di UE. Ia percaya, kerja sama antara platform teknologi dan regulator pemerintah tidak bisa dihindari.
Zuckerberg mencatat bahwa Facebook saat ini memiliki kebijakan untuk memberi label informasi menyesatkan tentang virus corona baru pada platformnya.
“Kami telah menurunkan ratusan ribu keping informasi salah yang berbahaya dan program pengecekan fakta independen kami telah menghasilkan lebih dari 50 juta peringatan yang ditampilkan pada keping konten terkait Covid-19,” kata Zuckerberg.
“Kita tahu itu berhasil karena 95 persen dari waktu ketika seseorang melihat sepotong konten dengan label di atasnya mereka tidak akan mengklik,” pungkasnya. (Red)
Sumber : sindonews.com