Katakepri.com, Tanjungpinang – Himbauan Walikota Tanjungpinang Syahrul untuk tidak merayakan malam tahun baru ternyata berefek pada para pedagang kembang api dan terompet di Kota itu.
Dialah Yos, pedagang kembang api dan terompet tahunan yang biasa mangkal di Bakar Batu mengaku, tahun ini penjualannya mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
“Biasanya 4 hari sebelum tahun baru sudah ramai yang beli. Saya tidak tau apakah karena ekonomi atau karena hmbauan Walikota itu yang membuat mereka enggan untuk membeli terompet dan kembang api,” ujar Yos, Senin (30/12) di lokasi.
Yos, terkait himbauan itu tidak merasa gentar dan takut untuk berjualan. Menurutnya kembang api yang ia jual sudah mendapat izin dari pihak kepolisian.
Ia, dengan lantang menjelaskan bahwa bermain dan menyalakan kembang api juga sudah mendapat izin dari kepolisian.
“Kita tidak pernah merasa takut dengan himbauan itu karena kita sudah mendapatkan izin dari kepolisian untuk menjual kembang api. Untuk masyarakat yang memainkannya juga tidak usah khawatir karena juga sudah ada izinnya,” katanya.
Yos, merasa aneh dengan himbauan Walikota Tanjungpinang kali ini yang melarang masyarakatnya untuk tidak merayakan tahun baru, lantaran setengah masyarakatnya beragama non muslim, Kristen dan Tionghoa yang identik dengan perayaan-perayaan tahun barunya.
“Saya dari tahun 2003 berjualan kembang api di Tanjungpinang ini dan baru kali ini saya dengar himbauan semacam itu,” gumamnya.
Ditempat yang sama Ningsing warga masyarakat sekitar yang kebetulan melihat-lihat kembang api dan terompet mengaku takut membeli kembang api lantaran imbauan Walikota Tanjungpinang itu.
“Takut pulak bang jadinya mau beli, karena Himbauan itu,” tukas Ningsing. (Angga)