katakepri.com – “Kita semua tahu Jupe meninggal akibat kanker serviks, dan sekarang saya tanya, Anda kapan?”
Ini sebuah pertanyaan menohok Deddy Corbuzier dalam unggahan video di YouTube pribadinya. Dalam video itu tergambar kekecewaan terhadap minimnya informasi kaum hawa mengenai upaya pencegahan kanker serviks. Selama ini pencegahan terhadap kanker serviks masih bersifat konservatif soal keyakinan ihwal tak gonta ganti pasangan.
Padahal, kanker yang menjadi penyebab kematian perempuan terbesar kedua di Indonesia ini sudah memiliki vaksin penangkal. Beragam upaya preventif untuk mengecek keberadaan kanker ini sejak dini juga sudah ada. Sayangnya, banyak perempuan masih abai terhadap informasi ini.
Berdasarkan data WHO penyakit kanker merupakan penyebab kematian terbanyak di dunia. Dimana kanker sebagai penyebab kematian nomor dua di dunia sebesar 13 persen setelah penyakit kardiovaskuler. Setiap tahun ada 12 juta orang di dunia menderita kanker dan 7,6 juta di antaranya meninggal dunia.
Diperkirakan pada 2030 kejadian tersebut dapat mencapai hingga 26 juta orang dan 17 juta di antaranya bakal meninggal akibat kanker. Khusus negara miskin dan berkembang kejadiannya akan lebih cepat. Di Indonesia, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1.000 penduduk.
Kanker tertinggi di Indonesia pada perempuan adalah kanker payudara dan kanker leher rahim. Berdasarkan estimasi Globocan, International Agency for Research on Cancer (IARC) 2012, insiden kanker di Indonesia 134 per 100.000 penduduk dengan insiden tertinggi pada perempuan adalah kanker payudara sebesar 40 per 100.000.
Setelah itu diikuti dengan kanker leher rahim 17 per 100.000 dan kanker kolorektal 10 per100.000 perempuan. Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit 2010, kasus rawat inap kanker payudara 12.014 kasus atau 28,7 persen, kanker leher rahim 5.349 kasus atau 12,8 persen. Setiap tahun, sekitar 12.000 wanita didiagnosis menderita kanker serviks dan 4.000 wanita meninggal karena penyakit ini di AS.
Kanker serviks dapat dicegah seperti penyakit-penyakit lain dengan memberi vaksin. Vaksin berfungsi untuk mencegah virus jenis human papillomavirus (HPV). Virus ini menyebabkan sebagian besar kanker serviks serta beberapa jenis kanker anus, vulva yang berada di area sekitar pembukaan vagina, vagina, dan orofaring yakni di belakang tenggorokan termasuk dasar lidah dan amandel.
HPV genital merupakan virus yang umum yang berpindah dari satu orang ke orang lain melalui kontak langsung kulit ke kulit selama aktivitas seksual. Kebanyakan orang yang aktif secara seksual pasti akan terkena HPV pada suatu waktu dalam hidupnya. Infeksi HPV paling sering terjadi pada orang-orang di akhir usia belasan dan awal 20-an.
Hingga saat ini sudah terdeteksi sekitar 40 jenis HPV yang bisa menginfeksi daerah genita. Sebagian besarnya memang tidak menyebabkan gejala dan akan hilang dengan sendirinya. Beberapa jenis lain dapat menyebabkan kanker serviks pada wanita dan kanker lainnya.
Vaksinasi HPV sejatinya disarankan diberikan pada anak perempuan berusia 11 dan 12 tahun. Vaksin ini juga dianjurkan untuk perempuan dalam rentang usia 13 sampai 26 tahun yang belum pernah mendapat vaksinasi. Idealnya vaksin memang diberikan sebelum para wanita aktif secara seksual.
Walau sudah divaksinasi, penting untuk wanita terus diskrining untuk kanker serviks. Alasannya karena vaksin tersebut tidak melindungi semua jenis kanker serviks. Skrining kanker serviks dilakukan dengan tes pap smear untuk mendeteksi perubahan sel di serviks sebelum berubah menjadi kanker. (Red)
Sumber ; tirto.id