Katakepri.com, Bintan – Maraknya peredaran Narkoba bukan lagi persoalan lokal, case ini telah menjadi problematika dunia dan musuh bersama. Distribusi Narkoba lintas negara yang kian merajalela, seolah ingin membawa pesan bahwa ‘momok’ benda terlarang ini tak mengenal ujung.
Bintan sebagai kawasan yang berbatasan langsung dengan negara luar cukup memberi celah bagi mafia benda haram perusak generasi ini. Beberapa kasus penangkapan dan penyergapan penyeludupan narkoba yang terus meningkat, menandakan perlunya upaya lebih dalam pencegahan maupun pemberantasan.
Desa Berakit yang letaknya sebagai salah satu perbatasan negara nyatanya sering menjadi tempat berlabuh bagi penyeludupan narkoba. Dermaga nelayan yang sejatinya menjadi sandaran kapal pengkap ikan dan lokasi pantai landai terkadang dimanfaatkan sebagai ‘pelabuhan tikus’ (pemberhentian) paket kiriman narkoba yang operasinya dominan dilakukan pada malam hari untuk menghindari pantauan aparat dan masyarakat.
Untuk itulah Pemerintah Kabupaten Bintan melounching Desa Bersinar (Bersih Narkoba), Selasa (5/3) yang disiapkan sebagai salah satu satgas terdepan bersama Kepolisian dan masyarakat dalam rangka melawan peredaran narkoba. Desa Berakit sebagai pilot project nantinya akan diikuti oleh Desa lainnya. Bupati Bintan H. Apri Sujadi, S.Sos menyampaikan perlunya upaya bersama dalam mengatasi masalah berstatus internasional ini.
“Ini terobosan baru sebagai bentuk perhatian kita bersama. Narkoba saat ini telah menghantui masyarakat. Kami sangat berharap, para pegiat Desa Bersinar bisa memberikan dedikasi terbaik untuk persoalan ini” papar Apri.
Lounching ini juga dihadiri oleh Kepala Badan Narkotika Nasional Perwakilan Provinsi Kepri Brigjen Pol Drs. Richard M. Nainggolan, MM, MBA yang memberikan apresiasi tinggi atas pegiat Desa Bersinar ini. Menurutnya, BNN maupun pihak kepolisian tidak bisa bekerja secara maksimal tanpa dukungan dari seluruh lapisan masyarakat.
“Saat ini mafia narkoba punya berbagai ide untuk menembus pasarnya hingga ke perkampungan. Hadirnya para pegiat anti narkoba ini sangat kami apresiasi dan kami harapkan dapat memaksimalkan seluruh kinerja kita bersama” ujarnya.
“Kita paham, seperti sabu saja yang di Malaysia harganya berkisar 400 ribu/gram kalau dirupiahkan dan bisa meningkat 4 kali lipat jika sudah dipasarkan di sini. Dengan banyaknya keuntungan ini tentu menjadi alibi bagi mereka untuk melakukan berbagai cara menembus pasar yang lebih luas hingga ke sini” tutupnya. (AST)