Hari Pertama Sekolah, Lis dan Raja Ariza Turun Langsung Temani Anak-anak Masuk Kelas

Katakepri.com, Tanjungpinang – Pagi itu, Tanjungpinang tidak hanya ramai oleh deru kendaraan atau derap langkah ASN yang bergegas. Ada suasana yang berbeda. Lebih hangat. Lebih haru. Lebih bermakna. Hari pertama sekolah, bukan sekadar rutinitas tahunan. Tapi momen sakral yang membuka lembaran baru dalam hidup anak-anak. Dan pagi itu, para ayah diajak hadir—secara utuh, bukan sekadar tubuh.

Lis Darmansyah, Wali Kota Tanjungpinang, memilih tak hanya memberi instruksi dari balik meja. Ia hadir. Menyusuri halaman sekolah. Menyapa anak-anak yang masih malu-malu. Menyemangati orang tua yang mungkin juga gugup. Ia mengawali langkah dari SDN 004, lalu melanjutkan ke SDN 009, dan menutup peninjauan di SMPN 10. Di setiap titik, senyum dan semangatnya tak putus dibagikan.

Tak sendiri. Wakil Wali Kota, Raja Ariza, juga hadir di SMPN 1.Mereka datang bukan sebagai pejabat, tapi sebagai orang tua. Sebagai ayah.

Gerakan “Hari Pertama Sekolah Bersama Ayah” bukanlah seremoni kosong. Ini gerakan perubahan. Ini tentang keterlibatan. Tentang meruntuhkan tembok jarak yang kadang tak terlihat antara ayah dan anak. Karena hadirnya seorang ayah di hari pertama sekolah, bisa jadi menjadi kenangan seumur hidup anak. Dan bagi sebagian anak, momen seperti itu adalah kemewahan.

Lis berbicara dengan lantang, tapi hatinya lembut ketika menyampaikan pesan:

“Gerakan Hari Pertama Sekolah Bersama Ayah bukan sekadar simbolik, tetapi merupakan wujud nyata keterlibatan orang tua, khususnya ayah, dalam proses tumbuh kembang dan pendidikan anak. Momen ini juga menjadi pintu masuk untuk memperkuat peran keluarga sebagai pendukung utama pendidikan.”

Sekolah menyambut dengan hangat. Guru-guru tersenyum melihat para ayah berdiri di samping anak-anak mereka, sebagian gugup, sebagian haru, sebagian justru lebih bersemangat dari anaknya. Di beberapa sekolah, suasana mirip seperti perayaan kecil. Dan memang, ini adalah selebrasi: atas hadirnya cinta dan perhatian.

Tak semua ayah bisa hadir. Tapi pemerintah kota tak menutup mata. Surat Edaran Wali Kota Tanjungpinang memberi dispensasi bagi ASN dan Non-ASN untuk datang terlambat ke kantor demi momen ini. Bahkan, gerakan ini mengajak mereka membagikan kisahnya melalui media sosial dengan tagar:

GerakanAyahTeladanIndonesiaKotaTanjungpinang

Lis menutup dengan harapan:
“Kita ingin membangun generasi yang kuat, dan itu dimulai dari keterlibatan orang tua sejak hari pertama anak sekolah. Saya harap ini bisa menjadi gerakan kolektif yang tumbuh di masyarakat.”

Dan pagi itu, Tanjungpinang tidak hanya menyaksikan anak-anak memulai perjalanan barunya di sekolah. Tapi juga menyaksikan bagaimana seorang ayah bisa menjadi pahlawan tanpa harus menyelamatkan dunia—cukup dengan hadir, menuntun, dan menemani langkah kecil anaknya menuju masa depan. (Red)