Katakepri.com, Tanjungpinang – Untuk menstabilkan harga pangan dan memberikan akses bahan pangan murah bagi masyarakat, Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Kota Tanjungpinang menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) Mini On the Road di halaman kantor DP3 Tanjungpinang, Kamis (6/2/2025).
Kegiatan dilaksanakan dengan konsep non-budgeter, artinya tanpa menggunakan anggaran APBD. Program ini bekerja sama dengan Bulog, petani lokal melalui Gerai Pasar Tani, serta distributor dan UMKM yang akan dilibatkan ke depannya.
“Kami berusaha menyediakan bahan pangan yang lebih murah bagi masyarakat. Tahun lalu, program serupa sudah ada, tetapi kali ini kami sebut On the Road karena tidak menggunakan anggaran APBD,” ujar Ludiana Sinaga, Fungsional Ahli Muda DP3 Kota Tanjungpinang.
Program ini akan digelar dua kali sebulan di lokasi yang tidak memerlukan tenda atau fasilitas tambahan.
“Besok, kegiatan akan dilaksanakan di halaman kantor Camat Bukit Bestari karena tersedia area parkir yang dapat dimanfaatkan,” tambah Ludiana.
Dalam pelaksanaannya, Bulog menyediakan beras, minyak goreng, tepung, dan gula, sementara petani lokal menjual sayuran segar hasil panen mereka.
Kepala Cabang Bulog Tanjungpinang, Arief Alhadihaq, memastikan stok beras aman hingga Lebaran 2025.
“Stok beras saat ini mencapai 1.400 ton untuk Tanjungpinang dan Bintan, 250 ton di Kabupaten Lingga, serta 100 ton di Anambas. Stok ini cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga Lebaran,” ujarnya.
Arief juga menegaskan bahwa harga beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) masih stabil di Rp11.300 per kilogram, sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET), meskipun ada pedagang yang menjualnya dengan harga Rp13.100 per kilogram.
“Harga masih stabil dan belum ada kenaikan,” katanya.
Sementara itu, Ketua Gerai Pasar Tani, Sutrisno, menjelaskan bahwa gerai yang dibina oleh DP3 Kota Tanjungpinang terdiri dari 25 kelompok tani yang menjual berbagai hasil pertanian, seperti sayuran dan cabai.
“Harga yang kami tawarkan lebih murah dibanding harga pasar, dengan selisih Rp5.000 hingga Rp10.000. Ini menguntungkan petani sekaligus membantu masyarakat mendapatkan bahan pangan lebih terjangkau,” jelas Sutrisno.
Menurut Sutrisno, program ini juga membantu petani mengurangi ketergantungan pada tengkulak, sehingga keuntungan yang diperoleh lebih tinggi.
“Kami rutin mengikuti bazar pangan murah untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam menekan harga di pasaran. Setiap pelaksanaan, masyarakat selalu antusias berbelanja,” pungkasnya. (Red)