Katakepri.com, Jakarta – Memohon ampunan kepada Allah SWT adalah amalan yang utama dalam ajaran Islam. Istighfar atau memohon ampunan, tidak hanya merupakan pengakuan atas dosa-dosa yang telah dilakukan, tetapi juga merupakan langkah pertama dalam proses tobat dan pembaharuan diri.
Dalam Islam, istighfar diyakini memiliki keutamaan yang besar dan mendatangkan keberkahan yang berlimpah dari Allah SWT. Dalam Alquran, Allah SWT menyatakan bahwa Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, dan Dia senantiasa menyambut tobat hamba-Nya yang sungguh-sungguh bertobat.
Setiap kali seorang Muslim mengucapkan istighfar dengan tulus dan ikhlas, mereka membuka pintu untuk menerima rahmat dan ampunan-Nya. Istighfar juga merupakan bentuk pengakuan akan kebesaran Allah SWT dan kerendahan diri manusia sebagai hamba yang rentan melakukan kesalahan.
Dengan mengucapkan istighfar secara rutin, umat Islam diingatkan untuk senantiasa merawat hubungan mereka dengan Allah SWT, serta menjaga kesucian hati dan perilaku mereka dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Istighfar bukan hanya sekadar kata-kata, tetapi merupakan amalan yang memiliki dampak spiritual yang besar bagi kehidupan seorang Muslim.
Allah SWT berfirman, “Dan mohonlah ampunan kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang” (QS al-Baqarah: 199).
Dalam Surah lain, Allah SWT memuji orang-orang yang beristighfar pada-Nya. Allah SWT berfirman:
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui” (QS Ali Imran: 135).
Rasulullah SAW pun bersabda bahwa Allah SWT tidak akan menyiksa orang-orang yang melakukan perbuatan dosa saat mereka beristighfar. Karena itu pula, Abu Musa berkata, “Kami mendapat dua keselamatan, satu pergi dan yang lainnya tetap.” (HR Ahmad)
Imam Ibnu Qayyim menjelaskan, cara beristighfar kepada Allah SWT untuk mencegah datangnya siksaan adalah dengan mengucapkan istighfar sambil melepaskan setiap dosa secara sungguh-sungguh.
Karena, pengampunan adalah penghapusan dosa dan menghilangkan jejak dosa itu. Dan bukan seperti anggapan kebanyakan orang, yaitu sebagai bentuk penyembunyian dosa. Karena Allah SWT yang Maha Tinggi dalam menghapus mereka yang meminta ampunan dan yang tidak meminta.
Nabi Muhammad SAW juga pernah bersabda tentang keutamaan memohon ampunan kepada Allah SWT. Berikut haditsnya:
روي هذا الحديث عن عبد الله بن عباس رضي الله عنهما قَال : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ( مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا ، وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا ، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ) رواه أبو داود (1518) وابن ماجه (3819) ، وأحمد في “المسند” (1/248) ، والطبراني في “المعجم الأوسط” (6/240)، والبيهقي في “السنن الكبرى” (3/351) ، وغيرهم .
Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Siapa saja yang membiasakan istighfar (mohon ampun), niscaya Allah memberikan sebuah jalan keluar kepadanya di tengah kesempitan dan sebuah kelonggaran di tengah kesumpekan, dan Allah berikan rezeki kepadanya dari jalan yang ia tidak disangka-sangka.” (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, Ahmad, Ath-Thabrani, Al Baihaqi dan lainnya)
Sumber : republika.co.id