Nabi Muhammad SAW Menjelaskan Dahsyatnya Berbuat Baik Kepada Orang Lain

Katakepri.com, Jakarta – Sekilas menyaksikan seseorang berbuat baik terhadap pihak lain adalah sederhana. Namun di balik itu, ada rahasia Allah yang inspiratif. Hal itu berupa ganjaran atau akibat dari perbuatan baik tersebut yang bentuknya adalah sesuatu yang luar biasa.

Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad SAW mengungkapkan dahsyatnya berbuat baik kepada sesama manusia.

Di dalam hadits ini juga, Nabi Muhammad SAW mengajarkan dan menunjukkan kepada umat manusia agar berbuat kebaikan dan saling membantu antarsesama masyarakat. Apa yang diajarkan melalui hadits ini adalah berbagai sifat baik dan budi pekerti mulia serta akhlak karimah dan kondisi masyarakat yang selalu maju berkembang.

“Barangsiapa menghilangkan satu kesusahan dari sekian kesusahan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan menghilangkan darinya satu kesusahan dari sekian kesusahan di hari kiamat.”

“Barangsiapa yang memudahkan orang yang kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan akhirat.”

“Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat.”

“Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya selagi hamba tersebut menolong saudaranya.”

“Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, maka dengannya Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah-rumah Allah (masjid), untuk membaca kitab Allah dan mengkajinya di antara mereka, melainkan akan turun ketenangan kepada mereka. Mereka diliputi rahmat, dinaungi malaikat, dan Allah memuji mereka di hadapan makhluk yang di dekat-Nya (malaikat), sedangkan barangsiapa yang amalan salehnya kurang, maka nasabnya tidak akan mempercepat dirinya (meraih derajat kebaikan).” (HR Imam Muslim)

Dijelaskan Muhammad Khalil Itani dalam buku Wasiat Rasul Buat Lelaki yang diterjemahkan Ahmad Syakirin, individu dan masyarakat muslim lagi mukmin merupakan anggota dari satu tubuh. Setiap dari mereka merasakan apa yang dialami oleh yang lainnya.

Di dalamnya terpancar rasa empati serta setiap mereka merasakan apa yang dialami orang lain. Perasaan mereka telah menyatu, sehingga mereka sama-sama merasakan kebahagiaan atau kesedihan.

Setiap individu akan merasa bahagia dengan kesenangan, kegembiraan, suka cita, ketenangan, dan kesehatan yang dirasakan orang lain. Sebaliknya, ia juga akan bersedih ketika mereka mendapatkan gangguan, tertimpa suatu penyakit dan mengalami kekurangan, kemiskinan, serta kesulitan dan kesusahan hidup.

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Perumpamaan kaum mukmin dalam cintai mencintai, kasih mengasihi dan sayang menyayangi ialah laksana satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut begadang (tidak tidur malam) dan merasakan sakit demam.” (HR Imam Bukhari dan Imam Muslim)

Kewajiban muslim terhadap sesama muslim ialah bersegera menghilangkan kesusahan, kesedihan, dan kesulitan yang menimpanya. (Red)

Sumber : republika.co.id