Kebiasaan Sederhana Ini Dapat Cegah Stroke

Katakepri.com, Jakarta – Stroke adalah salah satu kondisi medis yang seringkali memiliki dampak besar terhadap kualitas hidup pengidapnya.

Sebagai penyebab utama kematian di seluruh dunia, risiko stroke dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor gaya hidup dan kondisi kesehatan yang dapat dikelola.

Dengan memahami cara menjaga pola hidup sehat dapat menjadi langkah preventif. Berikut adalah beberapa kebiasaan efektif dalam menurunkan risiko stroke dikutip dari Healthline.

1. Mengontrol Tekanan Darah
Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan faktor risiko utama stroke, berkontribusi terhadap sekitar 90 persen dari semua kejadian stroke.

Semakin tinggi tekanan darah, semakin besar risikonya. Tekanan darah normal diukur pada kisaran 120/80 mm Hg, dan peningkatan kecil saja sudah menambah risiko.

Pada usia 65 tahun, 2/3 orang mengalami hipertensi, dan pengelolaan tekanan darah semakin menantang seiring bertambahnya usia.

Menjaga berat badan, berolahraga teratur, menerapkan pola makan sehat, mengurangi asupan natrium, dan penggunaan obat-obatan dapat membantu mengontrol tekanan darah. Mengontrol dengan baik dapat mencegah sekitar 40 persen dari semua kasus stroke.

2. Mengontrol Gula Darah
Diabetes merupakan faktor risiko yang signifikan berkontribusi pada kondisi stroke, menyumbang sekitar 20 persen dari kematian pada orang dengan diabetes.

Orang dengan pradiabetes juga memiliki risiko stroke lebih tinggi. Kondisi seperti hipertensi, obesitas, dan kolesterol tinggi yang sering terkait dengan diabetes semakin meningkatkan risiko stroke.

Perubahan gaya hidup melalui olahraga dan pola makan yang baik sangat membantu dalam mengontrol kadar gula darah.

3. Mengontrol Kolesterol Darah
Pengelolaan kolesterol yang baik bukan hanya soal menurunkan kolesterol jahat (LDL) tetapi juga penting untuk meningkatkan kolesterol baik (HDL).

Tingginya kolesterol LDL dapat meningkatkan risiko stroke iskemik, sedangkan rendahnya kadar HDL bisa meningkatkan risiko stroke hemoragik.

Diet kaya lemak sehat dan protein baik seperti minyak zaitun, alpukat, ikan, dan kacang-kacangan dapat membantu menyeimbangkan kadar kolesterol ini.

Dalam beberapa kasus, penggunaan statin atau obat lain dibutuhkan untuk menurunkan kolesterol dan mencegah pembentukan plak yang dapat menghambat pembuluh darah.

4. Berhenti Merokok
Perokok memiliki risiko 2 hingga 4 kali lebih tinggi terkena stroke iskemik dibandingkan mereka yang tidak merokok.

Hampir 15 persen kematian akibat stroke di Amerika Serikat setiap tahun terkait dengan merokok. Kabar baiknya, risiko ini akan menurun drastis setelah berhenti merokok, dan dalam 2 hingga 4 tahun, risiko stroke hampir mendekati nol.

5. Menjaga Berat Badan
Kegemukan dan obesitas merupakan faktor risiko utama stroke. Risiko stroke bagi seseorang dengan berat badan berlebih adalah 22 persen lebih tinggi, sementara bagi yang mengalami obesitas risikonya 64 persen lebih tinggi.

Manajemen berat badan melalui olahraga dan pengurangan asupan kalori sangat dianjurkan. Bagi sebagian orang, pengobatan atau prosedur khusus mungkin diperlukan untuk menurunkan berat badan dan mengurangi risiko stroke.

6. Olahraga Teratur
Olahraga dapat berperan besar dalam mengurangi faktor risiko stroke seperti tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, dan obesitas.

Olahraga teratur juga memperbaiki kesehatan jantung, mengurangi risiko stroke, dan menurunkan tingkat kematian pada pengidap stroke. Aktivitas fisik seperti menari, berkebun, berenang, atau hiking bisa menjadi alternatif untuk menjaga kebugaran.

7. Memperbaiki Kualitas Tidur
Penelitian menunjukkan bahwa kualitas tidur yang buruk dapat meningkatkan risiko stroke.

Masalah tidur yang terkait dengan stroke mencakup insomnia, kantuk berlebihan di siang hari, apnea tidur, dan hipersomnia. Untuk menjaga kesehatan, dokter menyarankan tidur antara 7 hingga 8 jam per malam.

Jika mengalami kesulitan tidur, ada berbagai solusi termasuk obat, teknik, dan alat bantu tidur yang dapat membantu. Selain itu, pengidap stroke berisiko mengalami masalah tidur yang lebih buruk, yang dapat meningkatkan risiko stroke berulang. (Red)

Sumber : detik.com