Katakepri.com, Jakarta – Nabi Muhammad SAW memberikan peringatan keras kepada umat Islam tentang bahaya fitnah. Memfitnah seseorang adalah dosa besar. Termasuk di sini, menuding orang lain tanpa bukti-bukti yang kuat.
Rasulullah SAW lantas mengingatkan, orang yang memfitnah, maka kesalahan-kesalahannya akan ditampakkan, sekalipun orang itu bersembunyi di tempat yang paling tersembunyi.
Oleh karena itu, Dr Muhammad al-Hasyimi berpendapat, Muslim sejati hendaknya memperhatikan sabda Nabi SAW ketika beliau ditanya, “Siapakah Muslim yang terbaik, ya Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Seseorang yang selamat dari lidah dan tangannya” (Muttafaq’alaih).
Umat Islam dianjurkan memerangi pergunjingan. Ia melindungi saudara Muslimnya yang tidak hadir ketika ada fitnah yang membicarakannya. Ini sesuai petunjuk Nabi SAW agar Muslimin melindungi kehormatan saudaranya dari fitnah. Bila sudah begitu, insya Allah, ia akan diberi perlindungan oleh Allah dari siksa neraka.
Adapun dalam pandangan Syekh Yusuf al-Qardhawi, orang yang difitnah atau dituduh dengan semena-mena, bisa membela diri. Ia mempunyai hak untuk meneriakkan kebenaran, bahkan Allah SWT membolehkan baginya hal yang tidak dibolehkan bagi orang lain, demi menjaga posisinya dalam masyarakat dan membela kehormatannya.
Lebih jauh, kelemahan-kelemahan manusia tidak akan hilang dengan mengungkapkan kesalahan-kesalahan orang. Namun, dengan menjelaskan hal-hal ini kepada mereka dengan cara yang lebih baik, menganjurkan ketaatan, dan melarang perbuatan salah.
Semua dilakukan tanpa kekerasan dan konfrontatif. “Sebuah pendekatan yang lembut dan melembutkan hati sekaligus membukakan pikiran.”
Ali bin Abi Thalib RA pernah menyebut orang yang membiarkan lidahnya bebas tak terkendali dalam menyebarkan keburukan dalam masyarakat adalah pendosa besar. ”Orang yang mengatakan sesuatu keburukan dan orang yang membiarkannya adalah sama-sama berdosa,” ujar Khalifah Ali.
Karena besarnya dampak yang ditimbulkan, fitnah pun sangat dicela agama. Menurut Dr Muhammad al-Hasyimi, individu dalam masyarakat Muslim adalah bijaksana dan sederhana. Ia menghindari semua persoalan yang tidak penting, memiliki karakter mulia, serta berterima kasih kepada ajaran Islam.
”Itu semua ditujukan untuk menentang fitnah dan untuk memelihara dari dosa menyebarluaskan keburukan orang, apakah ia menjadi dosanya sendiri atau sesuatu yang ia dengar atau lihat pada sebagian orang lain,” ujarnya dalam buku Hidup Saleh Dengan Nilai-Nilai Spiritual Islam.
Ada beberapa hal yang patut dihindari umat terkait fitnah. Antara lain, jangan mencari-cari kesalahan Muslim, memata-matai mereka, atau mengungkapkan dan menyebarkan kelemahan dan kekurangan mereka. (Red)
Sumber : republika.co.id